Jakarta: Bank Indonesia (BI) menyampaikan penggunaan tenaga kerja yang tercermin pada Saldo Bersih Tertimbang (SBT) di kuartal I-2022 tercatat sebesar minus 1,44 persen. Angka ini masih berada dalam fase kontraksi, meskipun membaik dibandingkan minus 1,89 persen pada kuartal IV-2021.
"Perbaikan terjadi pada beberapa sektor utama, seperti sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan; sektor Industri Pengolahan; sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan sejalan dengan kegiatan usahanya yang meningkat," ungkap hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) kuartal I-2022, dikutip Kamis, 14 April 2022.
Lebih lanjut bank sentral memperkirakan penggunaan tenaga kerja akan kembali mengalami peningkatan pada kuartal II-2022 dengan SBT sebesar 3,87 persen. Mayoritas sektor tercatat positif dan meningkat, terutama sektor Industri Pengolahan serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dengan SBT masing-masing 1,31 persen dan 1,30 persen pada kuartal II-2022 dari SBT minus 0,26 persen dan SBT 0,16 persen.
Sementara itu, tekanan kenaikan harga jual diindikasikan meningkat pada kuartal I-2021 dengan nilai SBT sebesar 22,92 persen, lebih tinggi dari SBT 14,09 persen pada kuartal IV-2021. Peningkatan harga jual pada kuartal laporan tersebut didorong kenaikan harga jual pada sektor Pertambangan dan Penggalian (SBT 5,87 persen), khususnya subsektor Minyak dan Gas sejalan dengan peningkatan harga minyak dunia yang meningkat.
Kemudian sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (SBT 4,88 persen), khususnya subsektor Tanaman Bahan Makanan dan Tanaman Perkebunan sejalan dengan pasokan yang terbatas saat musim hujan dan harga komoditas internasional CPO yang meningkat. Lalu sektor Industri Pengolahan (SBT 5,08 persen) sejalan dengan kenaikan harga bahan baku.
"Adapun sektor lain yang tercatat meningkat antara lain sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dengan SBT 4,46 persen serta Pengangkutan dan Komunikasi dengan SBT sebesar 0,78 persen," urai BI.
Sementara pada kuartal II-2022, Bank Indonesia memproyeksi tekanan kenaikan harga jual akan melambat dengan SBT sebesar 20,87 persen atau lebih rendah dibandingkan 22,92 persen pada kuartal I-2022. Penurunan tekanan kenaikan harga jual terutama bersumber dari sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan dengan SBT 3,38 persen sejalan dengan pasokan yang memadai pada periode panen raya.
"Selanjutnya ada sektor Pertambangan dan Penggalian dengan SBT 5,37 persen, khususnya subsektor Pertambangan Bijih Logam. Sementara itu, harga jual pada subsektor Minyak dan Gas Bumi masih tercatat tinggi," tutup hasil survei BI tersebut.
"Perbaikan terjadi pada beberapa sektor utama, seperti sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan; sektor Industri Pengolahan; sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan sejalan dengan kegiatan usahanya yang meningkat," ungkap hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) kuartal I-2022, dikutip Kamis, 14 April 2022.
Lebih lanjut bank sentral memperkirakan penggunaan tenaga kerja akan kembali mengalami peningkatan pada kuartal II-2022 dengan SBT sebesar 3,87 persen. Mayoritas sektor tercatat positif dan meningkat, terutama sektor Industri Pengolahan serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dengan SBT masing-masing 1,31 persen dan 1,30 persen pada kuartal II-2022 dari SBT minus 0,26 persen dan SBT 0,16 persen.
Sementara itu, tekanan kenaikan harga jual diindikasikan meningkat pada kuartal I-2021 dengan nilai SBT sebesar 22,92 persen, lebih tinggi dari SBT 14,09 persen pada kuartal IV-2021. Peningkatan harga jual pada kuartal laporan tersebut didorong kenaikan harga jual pada sektor Pertambangan dan Penggalian (SBT 5,87 persen), khususnya subsektor Minyak dan Gas sejalan dengan peningkatan harga minyak dunia yang meningkat.
Kemudian sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (SBT 4,88 persen), khususnya subsektor Tanaman Bahan Makanan dan Tanaman Perkebunan sejalan dengan pasokan yang terbatas saat musim hujan dan harga komoditas internasional CPO yang meningkat. Lalu sektor Industri Pengolahan (SBT 5,08 persen) sejalan dengan kenaikan harga bahan baku.
"Adapun sektor lain yang tercatat meningkat antara lain sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dengan SBT 4,46 persen serta Pengangkutan dan Komunikasi dengan SBT sebesar 0,78 persen," urai BI.
Sementara pada kuartal II-2022, Bank Indonesia memproyeksi tekanan kenaikan harga jual akan melambat dengan SBT sebesar 20,87 persen atau lebih rendah dibandingkan 22,92 persen pada kuartal I-2022. Penurunan tekanan kenaikan harga jual terutama bersumber dari sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan dengan SBT 3,38 persen sejalan dengan pasokan yang memadai pada periode panen raya.
"Selanjutnya ada sektor Pertambangan dan Penggalian dengan SBT 5,37 persen, khususnya subsektor Pertambangan Bijih Logam. Sementara itu, harga jual pada subsektor Minyak dan Gas Bumi masih tercatat tinggi," tutup hasil survei BI tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News