"Terdapat akselerasi penyaluran kredit kepada korporasi sebesar 1,2 persen (yoy) pada Desember 2021, meningkat dari 0,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, kredit kepada perorangan tercatat tumbuh stabil sebesar 8,4 persen (yoy)," urai Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam Analisis Uang Beredar Posisi Desember dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Senin, 24 Januari 2022.
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada Desember 2021 terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumsi (KK), sementara Kredit Investasi (KI) tercatat tumbuh melambat. KMK kembali tumbuh terakselerasi, dari 5,0 persen (yoy) pada November 2021 menjadi 6,1 persen (yoy) pada Desember 2021, terutama di sektor Industri Pengolahan, serta sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan.
KMK sektor Industri Pengolahan pada Desember 2021 tercatat tumbuh 6,8 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (5,1 persen, yoy). Peningkatan terutama terjadi pada KMK Industri Logam Dasar Besi dan Baja di Jawa Barat dan Banten. Sementara itu, KMK sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan tumbuh meningkat, dari 0,8 persen (yoy) menjadi 2,4 persen (yoy) pada Desember 2021, bersumber dari peningkatan realisasi kredit KMK Perantara Keuangan Lainnya (Non Bank) Leasing di DKI Jakarta dan Banten.
"Sementara itu, pertumbuhan Kredit Konsumsi (KK) terus menunjukan akselerasi, dari 4,1 persen (yoy) pada November 2021 menjadi 4,6 persen (yoy), disebabkan oleh akselerasi penyaluran kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Multiguna," jelasnya.
Di sisi lain, Kredit Investasi (KI) pada Desember 2021 mengalami pertumbuhan yang melambat, dari 3,5 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 3,2 persen (yoy). Perlambatan penyaluran KI terutama terjadi pada sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan serta sektor Industri Pengolahan.
KI sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh sebesar 3,2 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 3,5 persen (yoy), terutama kredit yang disalurkan untuk sub sektor Perkebunan Kelapa Sawit. Sementara itu, KI pada sektor Industri Pengolahan pada Desember 2021 tumbuh 0,5 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 6,5 persen (yoy) seiring perlambatan kredit pada subsektor Industri Pupuk.
Di sisi lain, penyaluran kredit sektor Properti pada Desember 2021 tumbuh 4,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan November 2021 sebesar 4,5 persen (yoy) terutama pada KPR/KPA dan kredit Konstruksi. Kredit KPR/KPA tumbuh meningkat, dari 9,3 persen (yoy) menjadi 9,7 persen (yoy) pada bulan laporan, terutama disebabkan oleh peningkatan KPR Tipe di atas 70 di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Adapun Kredit Konstruksi tercatat mengalami perbaikan, dari 0,6 persen (yoy) menjadi 0,8 persen(yoy) pada Desember 2021, terutama pada Konstruksi sub sektor Bangunan Jalan Tol di Jawa Tengah dan Jawa Barat," terang Erwin.
Sementara itu, Kredit Real Estate masih mengalami pertumbuhan negatif 1,7 persen (yoy), relatif sama dengan pertumbuhan negatif di bulan sebelumnya. Perbaikan penyaluran kredit Real Estate Perumahan Menengah, Besar Atau Mewah (Tipe Di atas 70) belum dapat mengimbangi perlambatan kredit Real Estat Perumahan Flat/Apartemen.
"Penyaluran kredit kepada UMKM pada Desember 2021 tumbuh sebesar 12,3 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 3,1 persen (yoy), terutama pada kredit skala mikro dan kecil," papar dia.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa kredit UMKM skala mikro tumbuh 61,9 persen (yoy) pada Desember 2021, berbalik arah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 10,7 persen (yoy). Sementara itu, Kredit UMKM skala kecil tercatat tumbuh 28,5 persen (yoy), meningkat dibandingkan 20,7 persen (yoy) pada November 2021.
"Kredit usaha menengah mengalami kontraksi yang lebih dalam, dari minus 3,0 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi minus 24,4 persen (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan kredit UMKM disebabkan oleh akselerasi Kredit Modal Kerja dan peningkatan Kredit Investasi," pungkas Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News