Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI
Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI

OJK: Dampak Kenaikan Suku Bunga Acuan Tak Signifikan ke Perbankan

Antara • 06 September 2022 20:25
Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 0,25 persen menjadi 3,75 persen tidak akan berdampak signifikan kepada sektor perbankan.
 
"Saya kira kenaikan benchmark rate 0,25 persen kita perkirakan tidak akan berdampak signifikan, bank masih priced in kenaikan suku bunga ini,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, dilansir dari Antara, Selasa, 6 September 2022.
 
OJK menilai selisih suku bunga dengan biaya masih cukup signifikan. Selain itu terdapat kecenderungan bagi perbankan untuk melihat situasi perkembangan bisnis nasabahnya. "Sehingga bisa saja ada situasi bank untuk waktu yang cukup lama mungkin belum merespons terhadap perkembangan suku bunga acuan tersebut," ujarnya.


Meski ada tantangan perekonomian ke depan terkait suku bunga akibat tekanan internasional yang terkait dengan harga-harga komoditas maupun juga inflasi yang mengancam dunia, OJK optimistis ekonomi Indonesia masih akan bertumbuh.
Baca: Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa di Semester I Capai Rp83,93 Triliun

"Walaupun dengan segala tantangan yang kita hadapi, sehingga fungsi intermediasi perbankan itu bisa dikatakan akan terus membaik," tutur dia.
 
Lebih lanjut, Dian menuturkan, di tengah berbagai tantangan perkembangan global saat ini, kredit perbankan pada Juli 2022 mampu tumbuh 10,71 persen secara tahunan menjadi Rp5.159,3 triliun pada Juli 2022, seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.

 
Pertumbuhan kredit perbankan tersebut melebihi proyeksi yang ditetapkan OJK pada awal tahun yang berada pada level 7,5 persen plus minus satu persen. Begitu juga dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 8,59 persen secara tahunan menjadi sekitar Rp7.564 triliun.
 
Kemudian per Juli 2022, profitabilitas perbankan Indonesia itu berhasil mengumpulkan Net Interest Margin (NIM) pada level 4,72 persen atau meningkat dari bulan Juni sebesar 4,6 persen. "Walaupun ini sedikit tetapi menunjukkan indikasi bank kita kita juga bisa dikatakan tingkat keuntungannya masih cukup tinggi," ungkap Dian.
 
Selain itu, tingkat efisiensi perbankan juga terus menunjukkan perbaikan, tercermin dari rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional atau BOPO sebesar 77,34 persen per Juli, menurun dibandingkan posisi Juni 2022 sebesar 78,46 persen yang menunjukkan efisiensi yang semakin baik.
 
"Adapun rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan di posisi 2,9 persen. Ini cukup konservatif cukup baik di bawah lima persen. Sedangkan rasio kecukupan modal di level 24,92 persen meningkat dibandingkan dengan posisi Juni 2022 sebesar 24,66 persen," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan