IHSG. Foto : MI.
IHSG. Foto : MI.

Marak Sentimen dari AS, IHSG Bakal Menguat Lagi

Arif Wicaksono • 16 Juli 2024 10:05
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi, dibuka menguat.Maraknya sentimen dari Amerika Serikat (AS) memberikan stimulus buat IHSG.
 
baca juga:  Duh! IHSG Jeblok di Tengah Insiden Penembakan Trump dan Surplus Perdagangan RI

IHSG naik 10,34 poin atau 0,14 persen ke posisi 7.289,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,67 poin atau 0,06 persen ke posisi 914,26.
 
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menjelaskan sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG dilanda aksi profit taking setelah rebound dalam sebulan terakhir.
 
Dia memprediksi IHSG bakal bergerak menguat terbatas dalam range 7.220-7.320.

Saham big caps mengalami penurunan khususnya saham big banks dan BREN. Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca dagang domestik pada Juni 2024 sebesar USD2,39 miliar atau lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar USD 3,45 miliar dan di bawah ekspektasi konsensus sebesar USD2,98 miliar.
 
Ekspor tumbuh 1,17 persen  yoy dan impor tumbuh sebesar 7,58 persen  yoy. Secara keseluruhan surplus neraca dagang terjadi selama 50 bulan beruntun.

Sentimen global

Sedangkan dari mancanegara, Bursa Wall Street ditutup positif setelah pidato Jerome Powell di awal pekan ini lebih yakin akan inflasi yang semakin terkendali. Pelaku pasar memproyeksikan penurunan suku bunga akan dimulai pada September 2024.
 
Sementara, kenaikan harga aset portofolio berisiko kembali menguat setelah kandidat presiden dari partai Republik, Donald Trump mengalami percobaan pembunuhan di Butler, Pennsylvania. Kejadian tersebut membuat Trump berpotensi mendapatkan suara terbanyak pada Pemilu AS November mendatang.
 
Sementara dari Asia, laju pertumbuhan ekonomi (PDB) China secara tahunan pada kuartal II-2024 tertahan di level 4,7 persen. PDB tersebut lebih rendah dari proyeksi konsensus sebesar 5,1 persen dan PDB kuartal pertama 2024 sebesar 5,3 persen.
 
PDB yang tumbuh lebih lambat diakibatkan oleh penurunan mata uang yuan, konflik perang dagang antara Uni Eropa dan AS yang membuat ekspor tertekan, serta belum pulihnya sektor properti menjadi pemicunya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan