Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.
Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.

Penurunan Utang Luar Negeri Jadi Energi Rupiah Sikat Dolar AS

Husen Miftahudin • 18 Juli 2023 18:39
Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan. Memiliki daya magis menjelang malam satu suro, mata uang Garuda tersebut pun kembali berada di level Rp14 ribuan per USD.
 
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 18 Juli 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp14.999 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 14 poin atau setara 0,09 persen dari posisi Rp15.013 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah hari ini utamanya didorong oleh sentimen investor setelah mencerna data-data positif dari laporan Bank Indonesia (BI) terkait penurunan Utang Luar Negeri (ULN).

ULN Indonesia pada Mei 2023 turun USD4,7 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Adapun posisi ULN Indonesia pada akhir Mei 2023 tercatat USD398,3 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN akhir April 2023 sebesar USD403,0 miliar.
 
"ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi 1,7 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,3 persen yoy," ungkap Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Untuk menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah juga terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
 
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
 
Baca juga: Jelang Malam 1 Suro, Rupiah Punya Daya Magis

Dolar AS tergelincir


Sementara itu, dolar AS tergelincir lebih rendah dan diperdagangkan mendekati level terendah lebih dari satu tahun. Ini karena para pedagang semakin mempertimbangkan untuk segera mengakhiri siklus pengetatan Federal Reserve.
 
Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sekali lagi ketika bertemu minggu depan, tetapi pasar fokus pada akhir siklus pengetatan FOMC setelah harga konsumen AS mencatat kenaikan tahunan terkecil mereka dalam lebih dari dua tahun minggu lalu.
 
"Pasar sekarang menunggu rilis data penjualan ritel dan produksi industri AS, yang akan dirilis hari ini, untuk petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi terbesar dunia, dan potensi jalur suku bunga," jelasnya.
 
Menurutnya pembacaan penjualan ritel untuk Juni diperkirakan telah meningkat dari bulan sebelumnya, sementara pertumbuhan produksi industri juga diperkirakan akan meningkat pada Juni, menunjukkan ketahanan ekonomi AS.
 
Meskipun demikian, masih bisa diperdebatkan apakah angka-angka ini akan mengubah sentimen pasar mengingat harga konsumen dan produsen yang lemah minggu lalu.
 
"Baik Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan masing-masing lagi pada pertemuan berikutnya, dan sepertinya tidak akan menghentikan siklus pengetatan mereka di sana," papar Ibrahim.
 
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Kamis lusa akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami penguatan.
 
"Untuk perdagangan Kamis, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.950 per USD hingga Rp15.050 per USD," tutup Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan