Wealth Management Division Head BTN Prioritas Frengky Rosadrian Perangin-Angin mengatakan kondisi Indonesia saat ini cenderung lebih stabil karena secara sumber daya sangat mencukupi, sehingga dampak resesi global terhadap Indonesia sangat minim walaupun ada.
"Tetapi kami yakin kondisi pertumbuhan di Indonesia cukup stabil. Penurunan inflasi juga sedikit sehingga ke depan kami yakin Indonesia akan makin membaik. Sebagai satu-satunya bank yang fokus pada KPR, kami melihat kondisi 2023 masih tetap optimistis, apalagi saat ini sudah banyak perbaikan," kata Frengky, dilansir dari Antara, Minggu, 5 Februari 2023.
Sejauh ini, tambahnya, BTN telah menjalankan transformasi serta berbagai inisiatif strategis sesuai aspirasi dari pemegang saham yang berdampak sangat bagus pada kinerja bank pada 2022.
"Pada 2022, DPK tumbuh 8,77 persen yang ditopang oleh pertumbuhan CASA sebesar 4,22 persen, sehingga berhasil menekan rasio Cost of Fund (CoF) menjadi sebesar 2,6 persen, kredit juga tumbuh 8,53 persen (KPR subsidi tumbuh 10,42 persen dan nonsubsidi tumbuh sebesar 4,6 persen)," kata dia.
Baca: 6 Tips Ini Bisa Dilakukan Supaya Rekeningmu Enggak Kebobolan |
"Bahkan BTN juga berhasil menekan rasio NPL ke angka 3,38 persen dengan rasio coverage meningkat ke 150,62 persen," tambahnya.
Untuk pertumbuhan aset BTN, kenaikan mencapai 8,27 persen. Sedangkan laba BTN meningkat 27,52 persen menjadi Rp3 triliun. Dengan melihat capaian di 2022, di mana secara keseluruhan kinerjanya naik 12 persen, maka di tahun ini peningkatan kinerja perseroan diprediksi pertumbuhannya bisa mencapai 11 persen.
Agar kinerja kian moncer, saat ini BTN tidak hanya fokus menggarap pasar KPR, tetapi sejumlah potensi lainnya, seperti investasi dan saham.
"BTN tidak hanya bersumber dari DPK, tetapi juga mengusung dari produk lain seperti investasi dan proteksi. Kami lebih mengedepankan solusi keuangan untuk nasabah sesuai dengan kebutuhan nasabah. Dan saat ini dana pihak ketiga BTN Prioritas mencapai Rp46 triliun," tukasnya.
Ke depan BTN akan lebih maksimal masuk dalam ekosistem bisnis, dengan menggali potensi nasabah dari sisi bisnis. "Selama ini kita tidak terlalu fokus dari sisi bisnis nasabahnya. Tetapi mulai tahun ini, kami akan luruskan," pungkasnya.
Frengky menegaskan, saat ini jumlah nasabah prioritas mencapai 33.000 se-Indonesia, mengalami kenaikan 10-15 persen. Adapun kontribusi Jatim terhadap nasional sekitar 20-25 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News