"Ada lima (anak usaha) yang proses likuidasi," ucapnya dalam diskusi virtual, Rabu, 24 Juni 2020.
Ia menyebut emiten berkode KRAS ini memiliki 60 anak usaha dengan konsentrasi bisnis yang beragam. Saat ini, Krakatau tengah berusaha untuk memperbaiki kinerja puluhan anak usaha tersebut setelah melakukan restrukturisasi utang.
Anak usaha yang tidak bisa diselamatkan, lanjutnya, terpaksa ditutup. "Kami sehatkan, yang tidak tertolong harus kami amputasi. Tutup karena pemborosan," ungkap dia.
Adapun keputusan menutup anak usaha itu agar tidak membebani kantong perusahaan. Apalagi anak usaha tersebut tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan.
"Kami tutup karena ada pemborosan-pemborosan, misalnya investasi masa lalu yang tidak hasilkan manfaat untuk saat ini bahkan memberatkan operasional yang harus diputus," jelasnya.
Krakatau Steel berhasil mencatatkan laba bersih sebesar USD74,1 juta atau setara Rp1,08 triliun pada kuartal I tahun ini. Capaian ini merupakan raihan laba pertama setelah perseroan merugi selama delapan tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News