Dari rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) hingga laporan keuangan emiten big caps, semuanya akan mempengaruhi arah pergerakan bursa selama sepekan.
Yuk, kita ulas satu per satu apa saja sentimen penting yang perlu dicermati!
The Fed dan data ekonomi AS jadi sorotan utama
Sentimen utama pekan ini datang dari Amerika Serikat. Data suku bunga acuan The Fed (FFR) yang dijadwalkan rilis pada 31 Juli 2025 diperkirakan tidak berubah di level 4,25–4,50 persen.Hal ini diperkuat oleh solidnya data tenaga kerja AS yang menurunkan kemungkinan pemangkasan suku bunga.
"Konsensus memproyeksi suku bunga The Fed akan tetap di rentang 4,25-4,50 persen dengan probability 95,9 persen. Sebelumnya probability sempat berada di angka 79 persenan di akhir Juni lalu, namun karena data-data tenaga kerja AS yang solid membuat probability suku bunga ditahan meningkat," jelas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi dalam riset mingguannya yang dikutip Selasa, 29 Juli 2025.
Selain itu, data inflasi PCE AS juga akan jadi perhatian pasar. Core PCE diproyeksikan naik ke 0,3 persen, mencerminkan tekanan inflasi yang belum sepenuhnya reda.
Baca juga: IHSG Dibuka Menguat, Simak Saham Pilihan Hari Ini dari BBRI sampai PGEO |
Data dalam negeri dan Tiongkok tak kalah penting
Dari Asia, pelaku pasar akan mencermati rilis PMI Manufaktur Tiongkok melalui indeks Caixin, yang diperkirakan tetap berada di zona ekspansi di angka 50,3. Sementara itu, Indonesia akan mengumumkan PMI Manufaktur dan data inflasi Juli 2025.Menurut proyeksi TEForecast, inflasi Indonesia bulan Juli akan naik 2,1 persen. Jika angka ini terkonfirmasi, bisa menjadi petunjuk arah kebijakan moneter Bank Indonesia selanjutnya.
Proyeksi pergerakan IHSG
Secara teknikal, Imam melihat bahwa IHSG berpotensi bullish secara jangka pendek, namun tetap dalam rentang terbatas."Jika melihat secara teknikal analisis, ada potensi IHSG akan bergerak bullish karena konsisten bergerak di atas MA5, namun terbatas dengan rentang support di 7400 dan resistance 7700. Hal ini ditengarai oleh adanya kemungkinan pembelian yang telah jenuh," ucap Imam.
Pasar juga akan cenderung wait and see menantikan laporan keuangan dari bank-bank besar lainnya, setelah BNI lebih dulu merilis hasilnya.
Rekomendasi saham dan obligasi
Dalam kondisi pasar yang penuh dinamika ini, IPOT merekomendasikan sejumlah saham dan obligasi yang dinilai masih prospektif:- ASRI (Alam Sutera Realty Tbk)
Buy on pullback: Entry 149–150
Target price: 160
Stop loss: <146
ASRI siap meluncurkan tiga proyek baru dan didukung insentif PPN DTP serta pemangkasan suku bunga BI 25 bps.
- BRPT (Barito Pacific Tbk)
Buy: Entry 2480
Target price: 2640
Stop loss: <2400
BRPT mencatatkan net buy asing tertinggi dan menunjukkan pola teknikal yang kuat.
- WIFI (Solusi Sinergi Digital Tbk)
Buy on breakout: Entry 2870
Target price: 3040
Stop loss: <2790
Melalui akuisisi PT Garuda Prima Internetindo, WIFI ekspansi agresif ke infrastruktur digital.
- Obligasi FR0091
Buy di IPOT Bond
FR0091 menarik karena kupon 6,375 persen per tahun dan jatuh tempo pada 15 April 2032, cocok bagi investor obligasi yang mencari stabilitas di tengah ketidakpastian pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News