"Namun demikian diharapkan laju kredit dapat mulai meningkat memasuki kuartal II-2020. Perbankan diperkirakan masih akan selektif memberikan kredit baru dalam menjaga kualitas asetnya mengingat porsi restrukturisasi kredit masih cukup tinggi," ungkap LPS dalam laporan tersebut seperti dikutip Sabtu, 6 Maret 2021.
LPS menilai bahwa pergerakan kredit di tahap awal akan didominasi bank besar, khususnya bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki likuiditas lebih longgar dan pilihan kualitas debitur yang lebih baik.
"Sementara itu laju pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) diperkirakan masih akan tetap lebih tinggi meskipun tren suku bunga simpanan perbankan masih cenderung menurun," papar LPS.
Adapun berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada laporan stabilitas sistem keuangan periode Januari 2021, kredit perbankan masih dalam tren penurunan dengan terkontraksi sebesar minus 1,92 persen (yoy).
Namun, tren pertumbuhannya mengindikasikan perbaikan dari bulan sebelumnya, terutama didorong oleh bank BUMN dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang tumbuh masing-masing 1,45 persen dan 5,68 persen (yoy).
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat kredit yang disalurkan perbankan pada Januari 2021 menunjukkan tren meningkat setelah mengalami pelemahan sejak kuartal III-2020. Penyaluran kredit pada Januari 2021 sebesar Rp5.399,1 triliun, tumbuh negatif 2,1 persen (yoy), namun tidak sedalam kontraksi bulan sebelumnya yang minus 2,7 persen (yoy).
Perbaikan kinerja kredit perbankan disebabkan oleh perbaikan kredit kepada debitur korporasi dan perorangan," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam data Analisis Uang Beredar yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Selasa, 23 Februari 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News