Ilustrasi restrukturisasi kredit perbankan syariah - - Foto: dok MI
Ilustrasi restrukturisasi kredit perbankan syariah - - Foto: dok MI

Restrukturisasi Tekan Rasio Profitabilitas Bank Syariah

Husen Miftahudin • 25 Februari 2021 14:53
Jakarta: Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mengatakan industri perbankan syariah mengalami tekanan rasio profitabilitas imbas implementasi restrukturisasi kredit. Hal ini tercermin dari penurunan Net Operating Margin (NOM) ke level 1,55 persen pada Desember 2020 dari 2,01 persen per Desember 2019.
 
Sementara itu, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) bank-bank syariah di Indonesia mengalami kenaikan dari 82,52 persen per Desember 2019 menjadi 83,63 persen pada Desember 2020.
 
"Ini biasa karena perbankan syariah kita di dalam masa pandemi ini juga menghadapi restrukturisasi, tapi kita cermati perkembangannya dari waktu ke waktu. Kita juga melihat rasio BOPO naik sedikit, ini fenomena juga karena adanya restrukturisasi," ujar Heru dalam Launching dan Konferensi Pers Roadmap RP2SI 2020-2025 secara virtual, Kamis, 25 Februari 2021.

Meskipun demikian, Heru tetap bangga terhadap kinerja keuangan industri perbankan syariah di sepanjang tahun 2020. Pasalnya dari sisi intermediasi, pembiayaan yang disalurkan bank syariah naik 8,08 persen (yoy) menjadi Rp394,6 triliun per Desember 2020 dari Rp365,1 triliun di akhir tahun 2019. Kemudian Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp475,5 triliun atau naik 11,80 persen (yoy) dari sebelumnya Rp425,3 triliun di Desember 2019.
 
Di samping itu, kualitas risiko kredit juga semakin membaik dengan rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) gross turun tiga basis poin secara tahunan menjadi 3,08 persen dan NPF nett turun 19 basis poin menjadi 1,70 persen.
 
"Di risiko kredit kita juga masih mencatat bahwa NPF gross maupun NPF nett yang masih terkendali dengan rasio sekitar 3,08 persen, ini lebih baik prestasinya dibanding pada posisi yang lama tahun lalu," paparnya.
 
Tingkat likuiditas pun berada pada level yang mencukupi (ample) dengan rasio kecukupan permodalan sebesar 21,59 persen dan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang turun dari 85,3 persen menjadi 82,4 persen. Hal ini menunjukkan kemampuan ekspansi industri perbankan syariah yang semakin besar pada tahun ini.
 
"Kami ingin menyatakan bahwa permodalan ini menjadi sangat penting untuk supaya kita nanti di dalam menghadapi berbagai tantangan kita bisa terus mengembangkan perbankan syariah kita. Tentunya juga kami ingin bahwa perkembangan digital dari perbankan nasional juga akan diikuti oleh perbankan syariah kita," tutup Heru.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan