Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani
Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani

Laba Barito Pacific di 2020 Naik Jadi USD141 Juta

Husen Miftahudin • 30 Maret 2021 14:38
Jakarta: PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berhasil meraih laba bersih konsolidasi sebesar USD141 juta di sepanjang 2020. Angka tersebut naik 2,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD137 juta, dengan kenaikan EBITDA menjadi USD598 juta dari USD595 juta di 2019.
 
Direktur Utama Barito Pacific Agus Pangestu mengatakan, meski terjadi dampak akibat pandemi covid-19, kinerja perusahaan tetap solid di 2020. Itu didukung industri petrokimia yang mengalami perbaikan permintaan di semester kedua 2020.
 
Hal tersebut terlihat dari kinerja EBITDA entitas anak perusahaan, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang tercatat sebesar USD121 juta di kuartal IV-2020. Angka itu hampir dua kali lipat dari EBITDA sebesar USD65 juta sepanjang sembilan bulan di 2020.

"Pemulihan ini didorong oleh peningkatan aktivitas industri, terutama di Tiongkok dan NEA yang memperkuat permintaan polymer," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 30 Maret 2021.
 
Selama 2020, BRPT juga telah menyelesaikan sejumlah proyek di tengah masa pandemi covid-19. Seperti menyelesaikan pabrik Methyl Tert-butyl Ether (MTBE) dan Butene-1 pada September 2020 sesuai dengan target, yang telah meningkatkan kapasitas produksi TPIA menjadi 4,2 juta ton per tahun.
 
Sementara itu, Chandra Asri juga menyelesaikan proyek Enclosed Ground Flare senilai USD14 juta. Proyek ini dinilai akan meminimalisasi potensi dampak sosial dan lingkungan dari operasional petrokimia. Chandra Asri juga melanjutkan kemitraan dengan Total Solar DG untuk membangun tambahan panel surya dan instalasi fotovoltaik (PV).
 
Di bisnis panas bumi, entitas anak perusahaan, yakni Star Energy Geothermal mampu mempertahankan tingkat kapasitas lebih dari 90 persen untuk ketiga asetnya, yaitu Wayang Windu, Salak, dan Darajat yang terus memberikan kontribusi yang stabil.
 
Belum lama ini juga, Star Energy menerbitkan green bond pertama di Indonesia dengan rating investment grade sebesar USD1,11 miliar. Obligasi ini direspons pasar dengan kelebihan permintaan sampai 3,5 kali.
 
"Untuk memacu pertumbuhan bisnis, Barito Pacific tengah menggarap sejumlah proyek besar dengan estimasi investasi sebesar USD8 miliar berkaitan dengan energi dan petrokimia," ungkap Agus.
 
Perseroan tengah membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 yang telah memulai konstruksi pada Oktober 2020, serta persiapan kompleks petrokimia Chandra Asri Petrochemical II (CAP II) di Cilegon.
 
"Barito Pacific juga memiliki rencana pengembangan kapasitas Salak Binary dengan kapasitas 15 megawatt (MW) yang ditargetkan selesai di 2022," tutup Agus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan