Secara konsolidasi perolehan laba Bank BJB tumbuh delapan persen secara year on year (yoy). Nilai aset Bank BJB juga ikut tumbuh 14 persen Rp140,9 triliun. Sektor kredit yang menjadi profit driver mengalami pertumbuhan 9,1 persen menjadi Rp95,2 triliun.
"2020 adalah momen yang penuh dengan tantangan di seluruh lini kehidupan. Krisis kesehatan dan ekonomi memberikan tekanan yang sangat besar kepada industri perbankan nasional. Didorong oleh kekompakan dan kesungguhan kinerja seluruh insan perusahaan, Bank BJB berhasil melewati 'tes tahan uji' ini dengan hasil yang menggembirakan," kata Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi dikutip dari Mediaindonesia.com, Selasa, 16 Maret 2021.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) perusahaan juga berhasil tumbuh di angka 19,1 persen secara tahunan sebesar Rp106,5 triliun. Pertumbuhan ini berada di atas tingkat pertumbuhan baik industri perbankan nasional maupun kelompok Bank Pembangunan Daerah.
Dari segi risiko kredit, Bank BJB berhasil menekan rasio kredit macet di mana tingkat non performing loan (NPL) bank bjb terjaga sangat baik di level 1,4 persen atau turun 18 basis poin dan bertahan di bawah rata-rata NPL industri perbankan nasional per Desember sebesar 3,06 persen.
"Capaian ini berkat bisnis model bank yang resilient dan kemampuan adaptasi perusahaan yang agile sehingga kinerja perseroan senantiasa berada di dalam jalur yang sesuai harapan," ungkap dia.
Yuddy menambahkan berbagai inovasi teknologi juga dilakukan guna merespon kebutuhan pasar sekaligus memberikan kemudahan kepada nasabah. Di antaranya penerbitan uang elektronik bjb DigiCash, proses pengajuan kredit perbankan lewat mobile banking, peluncuran aplikasi bjb Mesra untuk pengajuan Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera); dan aplikasi bjb Laku (Layanan Akses kredit UMKM) untuk semua jenis pinjaman usaha.
"Infrastruktur digital memang menjadi salah satu fokus perseroan yang akan terus dioptimalisasi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News