Ditambah dengan perkembangan era digital yang terjadi saat ini, pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 200 juta orang, namun tidak disertai dengan literasi digital yang baik.
"Kondisi tersebut merupakan tantangan yang harus Indonesia hadapi, tidak hanya bagi konsumen tapi juga bagi industri jasa keuangan," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, dikutip Sabtu, 16 September 2023.
Baca juga: Dorong Literasi Keuangan Masyarakat untuk Percepat Proses Pembangunan |
Menurut CEO BRI Danareksa Sekuritas periode 2020-2022 tersebut, terdapat tiga kerentanan utama yang sering terjadi di masyarakat akibat kurangnya pemahaman literasi keuangan, yaitu:
- Tingkat pengaduan konsumen yang semakin meningkat.
- Maraknya aktivitas keuangan ilegal.
- Kendala pemahaman akses permodalan khususnya untuk UMKM.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menargetkan indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai 90 persen di 2024. Peningkatan akses keuangan ini dinilai penting untuk mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Hal ini sejalan dengan peningkatan literasi keuangan di masyarakat untuk selanjutnya siap menggunakan segala bentuk akses keuangan yang tersedia.
"Pemahaman masyarakat tentang literasi keuangan menjadi salah satu fondasi yang harus diperkuat, agar masyarakat dapat berperilaku bijak dan dapat mengambil keputusan finansial dengan tepat, terutama dalam lingkungan keuangan yang terus berubah," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id