Ilustrasi rupiah. Foto: Medcom.id
Ilustrasi rupiah. Foto: Medcom.id

Ini Biang Kerok yang Bikin Rupiah Keok!

Husen Miftahudin • 06 Juli 2023 16:54
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
 
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 6 Juli 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.056 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 38,5 poin atau setara 0,26 persen dari posisi Rp15.017 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah utamanya disebabkan oleh risalah Fed yang menunjukkan hampir semua anggota bank sentral mendukung lebih banyak kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, mengutip inflasi yang membandel dan pasar tenaga kerja yang terlalu panas.

"Risalah meningkatkan ekspektasi untuk kenaikan dalam pertemuan akhir Juli Fed, sementara juga mendorong investor masuk ke dolar dan keluar dari pasar Asia yang berisiko tinggi," ungkap Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Di sisi lain, data selama seminggu terakhir menunjukkan aktivitas bisnis Tiongkok memburuk selama tiga bulan berturut-turut di Juni. Kondisi ini menunjukkan pemulihan pascacovid di negara tersebut sebagian besar telah kehabisan tenaga.
 
"Sementara, Bank Sentral Eropa secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi akhir bulan ini, dan anggota Dewan Pemerintahan Joachim Nagel mengatakan awal pekan ini kemungkinan kenaikan lebih lanjut meskipun keputusan tetap bergantung pada data," paparnya.
 
Baca juga: Keok Lawan Dolar AS, Rupiah Tersungkur ke Rp15.056

Peringkat utang Indonesia dipertahankan


Ibrahim juga memandang keputusan lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) yang mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 4 Juli 2023. S&P sebelumnya merevisi ke atas outlook menjadi stabil dan mempertahankan peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia di level BBB pada 27 April 2022.
 
Keputusan ini sendiri mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang solid, rekam jejak kebijakan yang baik, dan konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari target awal. Di sisi lain, outlook stabil mencerminkan keyakinan S&P terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia untuk dua tahun ke depan, yang akan mendukung kinerja fiskal dan stabilisasi utang. 
 
Menanggapi keputusan tersebut, Bank Indonesia, menyatakan, afirmasi rating Indonesia menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga di tengah peningkatan risiko global yang berasal dari tensi geopolitik dan perlambatan ekonomi global.
 
Sedangkan, penurunan tekanan inflasi yang disertai dengan kenaikan belanja pemerintah menjelang pemilu diperkirakan dapat mendorong peningkatan konsumsi swasta pada paruh kedua 2023.
 
"Hal ini akan mendukung kinerja ekonomi Indonesia di tengah tantangan permintaan global yang melambat, sehingga ekonomi Indonesia pada 2023 diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,8 persen," jelasnya.
 
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok depan akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.
 
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.040 per USD hingga Rp15.100 per USD," tutup Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan