Cetak biru tersebut diyakini bisa menjawab berbagai tantangan keuangan dan ekonomi di era new normal. Doni optimistis BSPI 2025 akan membuka akses bagi 91,3 penduduk Indonesia yang belum tersentuh industri perbankan atau unbankable.
"Kami optimistis sinergi semua pihak dapat mewujudkan visi BSPI 2025 dalam membuka akses 91,3 juta populasi unbanked dan 62,9 juta UMKM menuju sistem ekonomi formal serta keuangan yang berkelanjutan," ujar Doni, dalam rangkaian side event Pertemuan Tingkat Deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral Presidensi G20 Indonesia, Selasa, 15 Februari 2022.
BSPI 2025 merupakan arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia untuk menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital. Blueprint berisi lima Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang dilaksanakan oleh lima working group.
Kelimanya adalah open banking, sistem pembayaran ritel, sistem pembayaran nilai besar dan infrastruktur pasar keuangan, data dan digitalisasi, dan reformasi regulasi, perizinan, dan pengawasan.
Doni menjelaskan bahwa Indonesia telah melihat potensi meningkatnya digitalisasi sejak beberapa tahun terakhir. Hal ini ditandai dari munculnya sistem pembayaran berbasis digital yang kemudian menciptakan model bisnis baru melalui online dan munculnya pendatang baru dalam ekonomi keuangan digital.
Menurutnya, transformasi ini mengubah perilaku konsumen serta lanskap ekonomi dan keuangan. Sebab, konsumsi mulai bergeser dari belanja secara offline menuju daring serta meningkatnya permintaan melalui pembayaran secara digital karena dinilai lebih cepat dan lebih aman.
"Pola hubungan industri antaragen juga semakin moderat membangun model bisnis baru," tegasnya.
Beragam peluang dari penggunaan teknologi digital
Doni menyebut terdapat beragam peluang dari penggunaan teknologi digital untuk transaksi ekonomi keuangan, yakni membantu meningkatkan inklusi keuangan bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).Hal tersebut karena tersedianya akses dan layanan keuangan yang mudah dijangkau oleh UMKM. Ini menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan ekonomi.
Selain itu, melalui digitalisasi ia berharap masyarakat dan pelaku UMKM dapat tersentuh layanan finansial atau perbankan. Oleh karena itu peningkatan literasi keuangan juga masih perlu ditingkatkan.
"Digitalisasi juga akan mendorong peningkatan produktivitas dan inklusivitas ekonomi yang berkelanjutan, khususnya di kalangan UMKM," tutup Doni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News