"Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan posisi ULN Pemerintah. Secara tahunan, ULN kuartal I-2021 tumbuh tujuh persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 3,5 persen," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 21 Mei 2021
ULN pemerintah mencatat posisi yang lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Posisi ULN pemerintah pada kuartal I-2021 mencapai USD203,4 miliar atau lebih rendah 1,4 persen dibandingkan dengan posisi pada kuartal IV-2020.
"Penurunan tersebut antara lain karena pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2021, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral," ungkapnya.
Secara tahunan, ULN Pemerintah kuartal I 2021 tumbuh 12,4 persen, lebih tinggi dibandingkan 3,3 persen pada kuartal sebelumnya. Hal ini didukung kepercayaan investor asing yang tetap terjaga, sehingga mendorong aliran masuk modal di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.
Selain melalui SBN, Pemerintah juga melakukan penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri, baik dari bilateral, multilateral, maupun komersial, dalam upaya mendukung penanganan pandemi covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas. Posisi ULN Pemerintah kuartal I 2021 relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN Pemerintah," jelas dia.
Sementara itu, pertumbuhan ULN swasta kuartal I 2021 tercatat 2,3 persen, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 5,2 persen.
Selain itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan juga terkontraksi semakin dalam menjadi kontraksi 7,1 persen. Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada kuartal I-2021 mencapai sebesar USD209,4 miliar, atau sedikit lebih tinggi 0,6 persen dibandingkan dengan posisi kuartal IV-2020.
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar dengan pangsa mencapai 77,4 persen dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan. ULN tersebut masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,2 persen terhadap total ULN swasta.
Selanjutnya, ULN Indonesia pada kuartal I-2021 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 39,1 persen, menurun dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 39,4 persen.
"Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 89,0 persen dari total ULN," ujarnya.
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Erwin menyebut, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News