Jakarta: Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar Amerika Serikat (AS) mencapai level tertinggi sejak Maret 2017 imbas taruhan akan kenaikan suku bunga Federal Reserve. Hal ini membuat kurs rupiah kembali terperosok.
"Dalam perdagangan sore ini, rupiah ditutup melemah 25 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 55 poin di level Rp14.245 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.220 per USD," ujar Ibrahim dalam siaran persnya, Rabu, 17 November 2021.
Adapun data yang dirilis pada Selasa menunjukkan bahwa penjualan ritel AS tumbuh sebesar 1,7 persen, lebih baik dari yang diharapkan. Sementara itu, penjualan ritel inti tumbuh lebih baik dari perkiraan 1,7 persen.
Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis James Bullard mengungkapkan bahwa Fed harus mengarah ke kebijakan hawkish dalam persiapan untuk mengatasi inflasi yang tinggi dalam jangka panjang.
Menurutnya, inflasi pada tingkat yang terus-menerus berada pada level yang tinggi akan meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve dapat menaikkan kenaikan suku bunga lebih awal dari yang diharapkan.
Di Inggris, data ketenagakerjaan yang lebih baik dari perkiraan meredakan kekhawatiran bahwa Bank of England akan menaikkan suku bunga. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,3 persen pada September 2021.
Di sisi lain, Eropa menderita kekhawatiran tentang pertumbuhan di tengah lonjakan baru dalam kasus covid-19. Parlemen Jerman akan memberikan suara tentang langkah-langkah yang lebih ketat untuk menangani wabah tersebut.
Sementara Austria memberlakukan penguncian pada orang-orang yang tidak divaksinasi pada awal minggu ini. Prancis, Belanda, dan banyak negara di Eropa Timur juga berjuang untuk menahan infeksi.
"Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde berbicara kemudian setelah mengatakan bahwa pengetatan kebijakan moneter sekarang untuk mengendalikan inflasi dapat menghambat pemulihan zona euro," ungkap Ibrahim.
Dari faktor domestik, Ibrahim menyambut positif rasio defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mengalami penurunan hingga 3,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Oktober 2021 atau mencapai Rp548,9 triliun.
"Ini menandakan defisit APBN mengalami penurunan dibandingkan bulan Oktober tahun lalu yang sebesar 4,67 persen terhadap PDB," jelasnya.
Dengan demikian, defisit anggaran pada tahun ini bisa tetap terkendali di atas lima persen PDB, menurun dibanding realisasi tahun lalu yang berada di atas enam persen PDB.
"Sedangkan defisit anggaran terjadi karena belanja negara yang masih sedikit lebih tinggi yakni Rp2.058,9 triliun daripada penerimaan negara Rp1.510 triliun," papar Ibrahim.
Adapun mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap USD melemah ke level Rp14.243 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 23 poin atau setara 0,17 persen dari posisi Rp14.220 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah juga berada di zona merah pada posisi Rp14.240 per USD. Rupiah melemah sebanyak 32 poin atau setara 0,23 persen dari Rp14.208 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan di level Rp14.259 per USD atau turun 48 poin dari nilai tukar rupiah pada perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14.211 per USD.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.230 per USD hingga Rp14.280 per USD," pungkas Ibrahim.
"Dalam perdagangan sore ini, rupiah ditutup melemah 25 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 55 poin di level Rp14.245 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.220 per USD," ujar Ibrahim dalam siaran persnya, Rabu, 17 November 2021.
Adapun data yang dirilis pada Selasa menunjukkan bahwa penjualan ritel AS tumbuh sebesar 1,7 persen, lebih baik dari yang diharapkan. Sementara itu, penjualan ritel inti tumbuh lebih baik dari perkiraan 1,7 persen.
Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis James Bullard mengungkapkan bahwa Fed harus mengarah ke kebijakan hawkish dalam persiapan untuk mengatasi inflasi yang tinggi dalam jangka panjang.
Menurutnya, inflasi pada tingkat yang terus-menerus berada pada level yang tinggi akan meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve dapat menaikkan kenaikan suku bunga lebih awal dari yang diharapkan.
Di Inggris, data ketenagakerjaan yang lebih baik dari perkiraan meredakan kekhawatiran bahwa Bank of England akan menaikkan suku bunga. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,3 persen pada September 2021.
Di sisi lain, Eropa menderita kekhawatiran tentang pertumbuhan di tengah lonjakan baru dalam kasus covid-19. Parlemen Jerman akan memberikan suara tentang langkah-langkah yang lebih ketat untuk menangani wabah tersebut.
Sementara Austria memberlakukan penguncian pada orang-orang yang tidak divaksinasi pada awal minggu ini. Prancis, Belanda, dan banyak negara di Eropa Timur juga berjuang untuk menahan infeksi.
"Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde berbicara kemudian setelah mengatakan bahwa pengetatan kebijakan moneter sekarang untuk mengendalikan inflasi dapat menghambat pemulihan zona euro," ungkap Ibrahim.
Dari faktor domestik, Ibrahim menyambut positif rasio defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mengalami penurunan hingga 3,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Oktober 2021 atau mencapai Rp548,9 triliun.
"Ini menandakan defisit APBN mengalami penurunan dibandingkan bulan Oktober tahun lalu yang sebesar 4,67 persen terhadap PDB," jelasnya.
Dengan demikian, defisit anggaran pada tahun ini bisa tetap terkendali di atas lima persen PDB, menurun dibanding realisasi tahun lalu yang berada di atas enam persen PDB.
"Sedangkan defisit anggaran terjadi karena belanja negara yang masih sedikit lebih tinggi yakni Rp2.058,9 triliun daripada penerimaan negara Rp1.510 triliun," papar Ibrahim.
Adapun mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap USD melemah ke level Rp14.243 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 23 poin atau setara 0,17 persen dari posisi Rp14.220 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah juga berada di zona merah pada posisi Rp14.240 per USD. Rupiah melemah sebanyak 32 poin atau setara 0,23 persen dari Rp14.208 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan di level Rp14.259 per USD atau turun 48 poin dari nilai tukar rupiah pada perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14.211 per USD.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.230 per USD hingga Rp14.280 per USD," pungkas Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News