Di satu sisi, Jokowi menginstruksikan seluruh pihak mengambil hikmah dari pandemi covid-19 yang mempercepat digitalisasi jasa keuangan. Di lain sisi, dia tak ingin kesempatan yang terbuka lebar ini dimanfaatkan oknum untuk mencekik masyarakat.
Berikut pidato lengkap Presiden Jokowi sebagai keynote speaker OJK Virtual Innovation Day 2021:
Gelombang digitalisasi yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, yang dipercepat oleh pandemi covid-19, harus kita sikapi dengan cepat dan tepat.
Kita lihat bank berbasis digital bermunculan. Juga, asuransi berbasis digital bermunculan. Dan berbagai macam e-payment harus didukung. Penyelenggara fintech terus bermunculan, termasuk fintech syariah.
Inovasi-inovasi financial technology semakin berkembang. Fenomena sharing economy semakin marak. Dari ekonomi berbasis peer-to-peer hingga business-to-business.
Tetapi pada saat yang sama, saya juga memperoleh informasi. Banyak penipuan dan tindak pidana keuangan telah terjadi.
Saya mendengar masyarakat bawah yang tertipu dan terjerat bunga tinggi oleh pinjaman online, yang ditekan dengan berbagai cara, untuk mengembalikan pinjamannya.
Oleh karena itu, perkembangan yang cepat ini harus dijaga, harus dikawal, dan sekaligus difasilitasi agar tumbuh secara sehat untuk perekonomian masyarakat kita. Jika kita kawal secara cepat dan tepat Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi raksasa digital setelah China dan India. Dan bisa membawa kita menjadi ekonomi terbesar dunia ketujuh di 2030.
Hadirin yang saya hormati.
Momentum ini harus disambung dengan upaya membangun ekosistem keuangan digital yang kuat dan berkelanjutan. Ekosistem keuangan digital yang bertanggung jawab, memiliki mitigasi risiko atas kemungkinan timbulnya permasalahan hukum dan sosial. Untuk mencegah kerugian dan meningkatkan perlindungan kepada masyarakat.
Pembiayaan fintech juga harus didorong untuk kegiatan produktif membangun kemudahan akses bagi masyarakat yang tidak terjangkau layanan perbankan. Membantu pelaku UMKM agar lebih banyak melakukan transaksi digital yang minim aktivitas fisik. Serta, membantu UMKM untuk naik kelas dan masuk ke go digital.
Saya titip kepada OJK dan para pelaku usaha dalam ekosistem ini untuk memastikan inklusi keuangan yang kita kejar, yang harus diikuti dengan percepatan literasi keuangan, dan agar kemajuan inovasi keuangan digital memberikan manfaat bagi masyarakat luas serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Inklusi keuangan juga harus memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, khususnya masyarakat lapisan menengah ke bawah, menjadi solusi untuk menekan ketimpangan sosial, menjangkau segmen masyarakat yang belum tersentuh sistem keuangan konvensional.
Provider keuangan digital juga harus berorientasi Indonesiasentris. Tidak hanya berpusat di Jawa saja, tetapi membantu mempercepat transformasi keuangan digital hingga pelosok ke seluruh penjuru Tanah Air kita.
Oleh karena itu, saya minta seluruh industri jasa keuangan untuk melaksanakan program literasi keuangan dan literasi digital. Mulai dari desa, mulai dari pinggiran.
Bukan hanya agar masyarakat bisa memanfaatkan jasa dari industri keuangan, tapi juga untuk memfasilitasi kewirausahaan mereka dengan risiko yang rendah.
Saya harap ekosistem keuangan digital yang tangguh dan berkelanjutan harus terus dijaga untuk mendorong percepatan pergerakan ekonomi nasional yang inklusif, serta berkontribusi lebih besar.
Upaya pemulihan ekonomi yang sedang kita lakukan, komitmen keberpihakan, dan kerja keras Bapak Ibu sekalian, sangat ditunggu oleh pelaku-pelaku ekonomi. Utamanya pelaku ekonomi kecil, khususnya juga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Untuk segera bangkit dari dampak pandemi covid-19 dan terfasilitasi, untuk memanfaatkan peluang-peluang baru yang bermunculan.
Saya rasa, itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini terima kasih. (Taris Dwi Aryani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News