Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi - - Foto: Medcom/ Husen Miftahudin
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi - - Foto: Medcom/ Husen Miftahudin

BI: Uang Rp75 Ribu Bukan Termasuk Redenominasi

Husen Miftahudin • 18 Agustus 2020 14:28
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menekankan uang rupiah khusus pecahan Rp75 ribu bukan merupakan program penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya atau redenominasi. Uang khusus ini diluncurkan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan RI.
 
Hal ini menyusul setelah ramainya pertanyaan masyarakat terkait tiga angka nol yang dicetak lebih kecil dibandingkan dengan angka 75 dalam denominasi Rp75 ribu yang tertera dalam uang edisi khusus tersebut.
 
"Tiga angka nolnya yang kecil itu bukan bagian dari langkah redenominasi, itu lain lagi ceritanya. Kita tonjolkan 75-nya sesuai dengan ulang tahun kemerdekaan," kata
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi dalam taklimat media secara virtual, Selasa, 18 Agustus 2020.

Rosmaya menegaskan program redenominasi saat ini masih dalam penggodokan oleh tim tersendiri, berbeda dengan tim Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK). Program tersebut pun akan resmi diluncurkan pada saat kondisi perekonomian nasional yang pas dan stabil agar tidak mengganggu roda ekonomi.

 
"Ada tim lagi bagaimana (redenominasi) ini kita lakukan, jadi ada langkah-langkahnya lagi, ini berbeda bagiannya. Kalau UPK ini bagian dari pencetakan uang di 2020," tuturnya.
 
Dia menjelaskan, UPK ini dirilis dan diedarkan Bank Indonesia sebagai wujud rasa syukur terhadap 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. "Sehingga kita ingin sekali mencoba untuk berbagi kepada semua merasakan wujud syukur ini," ungkap Rosmaya.
 
Selain itu, uang edisi khusus Rp75 ribu ini juga dalam rangka memperlihatkan capaian hasil pembangunan Indonesia selama 75 tahun ini. Terpenting, uang ini menjadi simbol bagi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
"Uang tidak hanya berperan sebagai alat pembayaran, namun yang lebih penting lagi adalah sebagai lambang kedaulatan negara. Sehingga kami kemudian mengangkat 3M sebagai filosofinya," ucapnya.
 
Filosofi 3M tersebut adalah mensyukuri kemerdekaan yang digambarkan dengan peristiwa pengibaran bendera di sisi depan uang tersebut. Lalu ada proklamator kemerdekaan Soekarno-Hatta, serta gunungan yang melambangkan pembuka dan permulaan lembaran baru Indonesia.

 
Selanjutnya ialah memperteguh kebhinekaan yang diwujudkan dengan gambar anak-anak dengan ragam pakaian adat yang dikenakan dan mewakili semua wilayah barat, tengah, dan timur yang ada pada sisi belakang. Gambaran ini sebagai pengingat agar masyarakat selalu memperteguh harmoni di tengah perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.
 
"Kemudian kita juga melihat menyongsong masa depan yang gemilang. Ini digambarkan dengan satelit warna merah putih sebagai suatu yang memperkokoh dan menjadi jembatan komunikasi NKRI. Kemudian kalau kita lihat era global dengan peta Indonesia emas, kita akan melihat pada bola dunia yang melambangkan juga peran strategis Indonesia dalam kancah internasional atau global," tutup Rosmaya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan