Rincian pertumbuhan kredit tersebut yakni komposisi kredit konsumtif sebesar Rp31,3 triliun atau meningkat 7,40 persen (YoY) dan kredit produktif sebesar Rp25,6 triliun atau meningkat 36,34 persen (YoY). Hasil pertumbuhan kredit itu tak lepas dari strategi transformasi yang telah diterapkan sejak 2023.
"Kami akan terus menambah tenaga Account Officer untuk memperbesar pertumbuhan kredit pada sektor produktif. Sedangkan untuk kredit konsumtif yang menjadi captive market tetap akan dimaksimalkan melalui momentum penerimaan tenaga ASN dan P3K, momen libur Idulfitri, serta peningkatan pertumbuhan kredit dari sektor properti untuk peningkatan penyaluran kredit konsumtif," ujar Direktur Utama bankjatim Busrul Iman, saat analyst meeting, Senin, 29 April 2024.
Dia menjabarkan, berkat berbagai macam implementasi rencana strategis yang telah dilakukan oleh bankjatim di awal 2024, perseroan sukses mencetak kinerja yang sangat positif di berbagai lini. Pada triwulan I-2024, aset BJTM tumbuh 4,37 persen (YoY) atau Rp100,8 miliar dengan kontribusi dominan dari peningkatan aset produktif.
Selain itu, penyaluran kredit naik 18,76 persen (YoY), pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 2,34 persen (YoY) dengan kontribusi terbesar berasal dari jenis tabungan yang tumbuh 13,06 persen (YoY), dan pengelolaan aset perseroan menghasilkan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 6,44 persen (YoY).
"Pertumbuhan DPK terjadi karena adanya pencairan THR yang berimplikasi pada meningkatnya outstanding tabungan. Kemudian laba bersih selama tiga bulan diawal 2024 berhasil tumbuh menjadi Rp310 miliar," jelas dia.
Baca juga: Di Tengah Pandemi, Kinerja Triwulan I 2020 Bank Jatim Tumbuh Tinggi |
Peningkatan sektor produktif
Adapun peningkatan sektor kredit produktif ditopang oleh tingginya pertumbuhan terutama dari segmen mikro yang melesat 36,63 persen (YoY), segmen ritel & menengah yang tumbuh sebesar 58,40 persen (YoY), dan segmen korporasi naik 17,97 persen (YoY). Peningkatan kredit yang telah dicapai bankjatim itu membuat rasio pembiayaan terhadap pengelolaan dana (LDR) perseroan semakin membaik.
Rasio LDR pada tiga bulan pertama 2024 berada di angka 70 persen. Penyaluran kredit bankjatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) Gross bankjatim yang melandai. Yakni di angka 3,03 persen pada triwulan pertama 2023 menjadi 2,82 persen pada triwulan pertama 2024. Itu artinya kualitas kredit bankjatim semakin sehat dan menjadi tanda adanya pemulihan dari beberapa sektor ekonomi.
Busrul menjelaskan, mengawali 2024 di tengah kondisi yang dinamis dan dalam usaha untuk memenangkan kompetisi, manajemen bankjatim telah melakukan review atas beberapa hambatan sekaligus juga melanjutkan capaian selama 2023 kemarin yang terbagi dalam lima hal, yakni:
- Akuisisi pada market bisnis yang lebih luas yaitu pada sektor riil/produktif terutama untuk bisnis kredit di segmen mikro, kecil & menengah.
- Penguatan captive market yaitu segmen konsumer melalui program retensi, akuisisi sampai dengan turunan di captive market tersebut sebagai satu kesatuan ekosistem yang dikuasai oleh BJTM. Beberapa contoh ekosistem ini selain bisnis kredit konsumer antara lain seperti pembiayaan proyek Pemerintah Daerah, pengadaan termasuk layanan transaksional antar BUMD, BLUD di bawah kendali Pemerintah Daerah.
- Penetrasi layanan digital yang sekaligus sebagai ikhtiar dalam meningkatkan CASA Ratio BJTM. Busrul menegaskan, dalam waktu dekat akan diluncurkan JConnect New Generation yang dilengkapi dengan fitur lebih lengkap mulai dari pembukaan rekening dan penempatan deposito secara online sampai portofolio rekening nasabah yang terintegrasi dalam satu layanan.
- Penggalian potensi income melalui layanan nonkredit, seperti peningkatan transaksi di bisnis tresuri dan layanan devisa. Hal tersebut juga sebagai upaya diversifikasi produk.
- Fokus pada pertumbuhan bisnis secara unorganik melalui KUB dengan beberapa kandidat BPD.
Menurut Busrul, salah satu bentuk contoh konkrit penguatan captive market business BJTM adalah melalui marketplace yang bernama Jatim Bejo (Jawa Timur Belanja Online). Ini dilakukan sebagai bentuk dukungan penuh untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ekonomi digital, dan peningkatan utilitas layanan digital BJTM baik untuk transaksional maupun penyaluran kredit. Selain itu, bankjatim juga menyediakan layanan transaksional dan penyediaan fasilitas kredit untuk mitra/kontraktor Pemerintah Daerah dalam pengadaan kebutuhan rumah tangga.
"Penguatan captive market BJTM dalam kesatuan ekosistem yang resilient juga meliputi beberapa hal seperti Proyek Strategis Nasional di wilayah Jawa Timur, Pembangunan Infrastruktur yang merupakan domain dari Pemerintah Daerah, dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) & Badan Hukum Milik Negara (Universitas) yang juga menjadi goals BJTM di 2024," ungkap dia.
Busrul menuturkan, manajemen berkomitmen untuk selalu berusaha menciptakan value creation agar perseroan dapat terus bertumbuh sebagai entitas bisnis regional yang berorientasi dalam skala yang lebih luas. Salah satunya melalui pertumbuhan unorganik.
Baca juga: OJK Perkokoh Fondasi Perbankan Biar Kuat Hadapi Gejolak Dunia |
Respons OJK soal kepemilikan BPR
Merespons adanya wacana dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait kepemilikan BPR milik Pemda, lanjut Busrul, bankjatim telah memiliki business model untuk kerja sama dengan BPR di wilayah Jawa Timur yang bernama APEX BPR Bank Jatim. Kerja sama yang telah berjalan selama ini antara lain meliputi fungsi pooling of funds, financial Assistance seperti mismatch fund dan linkage program, serta technical assistance seperti penyediaan IT & Pengembangan produk dan pelatihan SDM.
"Secara total, jumlah anggota APEX BPR Bank Jatim berjumlah 98 BPR (milik pemda dan/atau non-Pemda) dengan outstanding pinjaman khusus untuk BPR milik Pemda berjumlah Rp22,7 miliar. Lalu hal yang masih sedang berjalan saat ini dan terus menunjukkan progres adalah KUB dengan tiga BPD yang menjadi kandidat," jelas dia.
Di sisi lain, salah satu lini pendukung utama bisnis bankjatim adalah layanan brand digital JCONNECT. Dengan mengusung tagline #SEMUABISADIMANAAJA, seluruh utilitas penggunaan layanan JConnect meningkat cukup masif. Pada triwulan I-2024, JConnect Mobile telah memiliki 677.362 user. Angka tersebut naik 25,77 persen (YoY). Sementara untuk nominal transaksinya tercatat sebesar Rp4,9 triliun atau tumbuh 66,6 persen (YoY).
"Kemudian, JConnect QRIS kami juga sudah mencapai 151.404 user atau naik 113,74 persen (YoY) dengan nominal transaksi sebesar Rp126,43 miliar atau meningkat 173,84 persen (YoY)," tutur Busrul.
Menurut dia, untuk memaksimalkan layanan perbankan bagi daerah yang memiliki potensi bisnis besar, BJTM juga mengoptimalkan layanan melalui agen Jatim. Sebab, selain utilitas transaksi perbankan, agen Jatim juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan penyaluran kredit utamanya melalui metode referral.
"Jumlah agen Jatim sepanjang tiga bulan pertama tahun ini sukses tumbuh 137,28 persen (YoY) menjadi 8.815 user dengan nominal transaksinya Rp18,78 miliar," tambah Busrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News