"Bank Mandiri berhasil menjaga kinerja dengan cukup baik, dan kami juga sudah mulai melakukan dukungan terhadap pemulihan dan melanjutkan pertumbuhan yang sustain," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR secara virtual, Kamis, 4 Februari 2021.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyampaikan bahwa kredit perseroan hingga akhir 2020 tercatat sebesar Rp892,8 triliun. Angka ini terkontraksi sebesar minus 1,61 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai sebanyak RpRp907,4 triliun.
Namun demikian, Sigit menyebut kontraksi kredit Bank Mandiri ini masih lebih baik dibandingkan dengan kontraksi yang dialami perbankan nasional sebesar minus 2,41 persen. "Secara average balance atau rata-rata kreditnya tumbuh sebesar 7,08 persen dibanding tahun yang lalu," ucap dia.
Menurutnya, pertumbuhan saldo rata-rata kredit ditopang oleh segmen wholesale yang tumbuh sebesar 8,63 persen dibanding tahun lalu. Khususnya segmen corporate yang tumbuh sebesar 6,99 persen dan segmen komersial yang tumbuh sebanyak 8,63 persen (yoy).
"Di sisi ritel, pertumbuhan saldo rata-rata kredit sebesar 2,65 persen yang didorong oleh segmen mikro yang tumbuh sebesar 7,51 persen dibandingkan dengan tahun lalu," jelasnya.
Dia melanjutkan, kualitas kredit Bank Mandiri terjaga cukup baik dengan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,09 persen. Sedangkan rasio kecukupan cadangan terhadap NPL atau coverage ratio berada di angka 229,10 persen.
"Net Interest Margin (NIM) tercatat sebesar 4,65 persen turun 91 bps atau 0,91 persen dibanding dengan tahun lalu akibat penurunan pendapatan bunga khususnya karena berasal dari restrukturisasi kredit yang dilakukan. Kecukupan modal masih terjaga baik dengan rasio kecukupan modal atau CAR berada di angka 19,9 persen," urai Sigit.
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri sepanjang 2020 tercatat sebesar Rp1.047,3 triliun atau tumbuh 12,24 persen dibanding tahun sebelumnya. Rinciannya, tabungan mencapai Rp338,7 triliun atau tumbuh 7,23 persen (yoy), giro sebesar Rp284 triliun atau 20,13 persen (yoy), deposito Rp286,3 triliun atau tumbuh 8,91 persen, serta perusahaan anak yang mencapai Rp138,4 triliun atau tumbuh 17,24 persen.
"Pertumbuhan DPK tersebut diimbangi dengan upaya Bank Mandiri dalam menjaga Cost of Fund atau biaya dana di mana sampai dengan Desember 2020 menunjukkan penurunan sebesar 33 bps atau 0,33 persen mencapai 2,53 persen," pungkas Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News