"Tahun ini Bank Syariah Indonesia akan melaksanakan rights issue sebagai upaya meningkatkan jumlah saham beredar dan menemukan mitra strategis perusahaan," kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, dilansir dari Antara, Kamis, 11 Maret 2021.
Bank Syariah Indonesia akan melakukan right issue secara bertahap hingga 2023. Kebijakan right issue ini untuk memenuhi ketentuan jumlah saham beredar perusahaan yang belum mencapai 7,5 persen. Pemerintah menargetkan kerja sama mitra strategis akan menggunakan jalur Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA).
"Match of interest kami akan sangat terbuka untuk bekerjasama dengan investor yang ingin mengambil block seed di Bank Syariah Indonesia," kata Kartika.
Bank Syariah Indonesia menargetkan dapat naik kelas dari BUKU III menjadi BUKU IV, serta bisa masuk ke dalam 10 bank syariah terbesar di dunia sejajar dengan Bank Al-Rajhi dan Bank Albilad yang berpusat di Arab Saudi.
Sebagai informasi, kehadiran Bank Syariah Indonesia ini bertujuan untuk mengembangkan ekonomi syariah, termasuk memberikan dukungan terhadap para pelaku usaha kecil di dalam negeri. Sebagai bank hasil penggabungan dari BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan BNI Syariah, total aset BSI tercatat mencapai Rp240 triliun pada posisi Desember 2020.
Saat ini komposisi pemegang saham Bank Syariah Indonesia terdiri dari PT Bank Mandiri sebesar 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar 25 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar 17,4 persen, dana pensiun lembaga keuangan BRI sebesar 2 persen, dan kepemilikan publik sebesar 4,4 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id