Direktur Keuangan Lea Setianti Kusumawijaya menjelaskan laba yang terkoreksi tajam di 2020 menjadi sebesar Rp722 miliar disebabkan PermataBank melakukan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CPKN) dengan nilai signifikan di 2020 sebagai pendekatan refleksi dari pendekatan prudensi yang diambil.
"Dalam menghadapi dampak terhadap portofolio kredit yang terdampak covid-19. Jadi itu adalah dampak terbesarnya (kenapa laba bersih terkoreksi). Kemudian yang kedua karena ada penurunan tarif PPH Badan yang sebelumnya 25 persen menjadi 22 persen," kata Lea, dalam konferensi pers virtual PermataBank FY Financial Results, Jumat, 26 Maret 2021.
Meski demikian, ia menegaskan, fundamental dan kemampuan PermataBank masih sangat baik dalam konteks mencetak keuntungan atau laba. Hal itu, lanjutnya, bisa terlihat dari pertumbuhan keuntungan yang ditorehkan sebelum pencadangan kerugian nilai.
"Jadi betul-betul (dampak laba terkoreksi) lebih karena pandemi covid-19," ujarnya.
Sedangkan terkait CKPN di 2021, tambahnya, PermataBank belum bisa memastikan sekarang ini apakah akan menambah CPKN atau tidak. Pasalnya, CPKN akan tergantung dari ekspektasi kerugian kredit dan hal ini akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Indonesia.
"Jadi ditentukan beberapa faktor seperti apakah akan terjadi pemulihan perekonomian secara signifikan atau tidak. Kalau iya berarti dampaknya terhadap CPKN. Tentu jumlah CPKN akan disesuaikan kembali dari perbaikan perekonomian," tegasnya.
Lebih lanjut, PermataBank membukukan pendapatan operasional sebelum pencadangan sebesar Rp3,8 triliun atau meningkat 23,7 persen yoy ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 14,2 persen dan pendapatan non-bunga sebesar 16,1 persen yoy.
Pencapaian ini diikuti dengan perbaikan rasio marjin bunga (Net Interest Margin atau NIM) menjadi 4,7 persen, meningkat dari 4,4 persen di periode yang sama tahun lalu sejalan dengan strategi Bank dalam mengelola struktur likuiditas secara optimum.
Di sisi lain, PermataBank sukses menyelesaikan proses integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia (BBI) dalam waktu yang singkat pada 21 Desember 2020. Keberhasilan ini membuat PermataBank menjadi salah satu Bank Buku IV berdasarkan surat konfirmasi dari Otoritas Jasa Keuangan pada 20 Januari 2021 dengan membukukan total modal Rp43 triliun.
"Dan struktur permodalan (CAR) meningkat secara signifikan menjadi 35,7 persen," sebut Direktur Utama PermataBank Ridha D.M. Wirakusumah.
Pada akhir tahun, jumlah PermataBank mencapai hampir empat juta nasabah yang tersebar di 62 kota dengan 300 cabang, dengan empat di antaranya direnovasi menjadi model branch yang terdigitalisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id