"Bisnis selama triwulan satu 2021 masih terdampak oleh PSBB ketat yang berlaku hingga 8 Februari, yang kemudian berlanjut dengan PPKM Berskala Mikro yang sampai saat ini masih diterapkan," kata Chief Financial Officer Matahari Niraj Jain, melalui keterangan perusahaan yang dipublikasikan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 26 April 2021.
Perusahaan melaporkan penjualan kotor pada periode ini sebesar Rp2,07 triliun, atau 23,6 persen lebih rendah dari perolehan di periode yang sama pada 2020. Sementara untuk pendapatan bersih tercatat sebesar Rp1,16 triliun, atau lebih rendah 25 persen dibandingkan kuartal I-2020.
Menurut Niraj, perusahaan saat ini tengah beroperasi di situasi makro yang menantang. Oleh karena itu, perseroan terus mengambil posisi konservatif dalam situasi dengan ketidakpastian yang tinggi.
Adapun salah satu upaya yang dilakukan perseroan adalah memastikan pengendalian yang ketat atas beban operasional dan belanja modal.
"Kami terus mendapat dukungan dari pemilik mal dan pemasok. Kami telah memperpanjang fasilitas pinjaman bank senilai Rp1 triliun dan mengakhiri triwulan satu dengan saldo pinjaman bank sebesar Rp480 miliar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News