Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 8 Maret 2022 peningkatan laba terjadi seiring dengan dibukukannya pendapatan usaha sebesar USD3,99 miliar. Capaian itu meningkat 58 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD2,53 miliar.
Peningkatan pendapatan didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata sebesar 70 persen karena tingginya harga batu bara. Pada tahun 2021, perusahaan memproduksi sekitar 52,70 juta ton batu bara dan mencatat penjualan batu bara sebesar 51,58 juta ton. Perusahaan juga mencatat pengupasan lapisan penutup sebesar 218,90 Mbcm.
Sementara untuk beban pokok pendapatan perusahaan mencatat kenaikan sebesar 14 persen year on year menjadi USD2,22 miliar karena kenaikan
nisbah kupas dan biaya penambangan akibat kenaikan harga bahan bakar dan pembayaran royalti karena kenaikan harga rata-rata.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Garibaldi Thohir menjelaskan laporan keuangan perusahaan memperlihatkan profitabilitas yang solid berkat dukungan keunggulan operasional dan pasar batu bara yang kondusif.
"Kondisi pasar yang kondusif turut mendukung kinerja Adaro Energi Indonesia pada tahun 2021. Kami membukukan profitabilitas yang solid sehingga kami dapat meningkatkan kontribusi terhadap negara melalui royalti dan pajak," katanya dalam siaran pers dikutip Selasa, 8 Maret 2022.
Menurutnya, industri batu bara ada siklusnya sehingga perusahaan menyambut baik kondisi yang kondusif ini. "Kami akan tetap fokus pada efisiensi dan keunggulan operasional," ucapnya.
Masih dalam laporan keuangan, dilaporkan, total aset perusahaan sebesar USD7,58 miliar naik 19 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pada akhir 2021, aset lancar tercatat sebesar USD2,83 miliar, sementara aset tidak lancar mencapai USD4,74 miliar. Perusahaan juga mencatat saldo kas yang sehat sebesar USD1,81 miliar pada akhir 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News