Ilustrasi pinjaman luar negeri dalam bentuk dolar AS - - Foto: MI/ Ramdani
Ilustrasi pinjaman luar negeri dalam bentuk dolar AS - - Foto: MI/ Ramdani

Tembus Rp5.970 Triliun, Utang Luar Negeri Masih Terkendali

Husen Miftahudin • 15 Oktober 2021 11:30
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menyatakan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2021 masih terkendali. Posisi utang RI akhir Agustus 2021 tercatat sebesar USD423,5 miliar atau setara Rp5.971,35 triliun (kurs Rp14.100 per USD).
 
Utang tersebut tumbuh 2,7 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 1,7 persen (yoy) disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral).
 
ULN pemerintah tumbuh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi ULN pemerintah pada Agustus 2021 sebesar USD207,5 miliar atau tumbuh 3,7 persen (yoy), sedikit meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 3,5 persen (yoy).

"Perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh masuknya arus modal investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) seiring berkembangnya sentimen positif kinerja pengelolaan SBN domestik," ungkap Direktur, Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Muhamad Nur, Jumat, 15 Oktober 2021.
 
Sementara itu, posisi ULN pemerintah dalam bentuk pinjaman tercatat mengalami penurunan seiring pelunasan pinjaman yang jatuh tempo sebagai upaya untuk mengelola ULN. Pemerintah terus berkomitmen mengelola ULN pemerintah secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas.

Persentase belanja prioritas pemerintah terhadap total utang;

  1. Sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8 persen)
  2. Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2 persen)
  3. Sektor jasa pendidikan (16,4 persen)
  4. Sektor konstruksi (15,4 persen)
  5. Sektor jasa keuangan dan asuransi (12,5 persen)
"Posisi ULN pemerintah aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," jelas Nur.
 
Di sisi lain, ULN bank sentral juga mengalami peningkatan meski tidak menimbulkan tambahan beban bunga utang. Posisi ULN bank sentral pada Agustus 2021 mengalami peningkatan sebesar USD6,3 miliar menjadi USD9,2 miliar.
 
Nur membeberkan bahwa peningkatan ini berasal dari alokasi Special Drawing Rights (SDR) yang didistribusikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada Agustus 2021 kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-masing.
 
Hal itu ditujukan untuk mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi global dalam menghadapi dampak pandemi covid-19, membangun kepercayaan pelaku ekonomi, dan memperkuat cadangan devisa global dalam jangka panjang. Alokasi SDR dari IMF ini pada dasarnya merupakan kategori khusus dan tidak dikategorikan sebagai pinjaman, karena tidak menimbulkan tambahan beban bunga utang dan kewajiban yang akan jatuh tempo ke depan.
 
Dalam hal ini, negara anggota yang menerima alokasi SDR akan mendapatkan tambahan likuiditas dalam bentuk cadangan devisa dan sekaligus menambah kewajiban jangka panjangnya dalam jumlah yang sama. Alokasi SDR dari IMF juga tidak menambah beban bunga utang karena biaya atas kewajiban SDR ditetapkan dengan tingkat yang sama dengan bunga penerimaan cadangan devisa.
 
Adapun ULN swasta menurun dibandingkan bulan sebelumnya. ULN swasta pada Agustus 2021 mengalami kontraksi 1,2 persen (yoy), setelah pada periode sebelumnya tumbuh relatif stabil.
 
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan sebesar 6,0 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 5,0 persen (yoy). Selain itu, pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan mengalami perlambatan dari 1,4 persen (yoy) pada Juli 2021 menjadi sebesar 0,1 persen (yoy).
 
Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada Agustus 2021 tercatat sebesar USD206,8 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD207,4 miliar.

Berikut sumber utang swasta:

  1. Jasa keuangan dan asuransi.
  2. Pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin.
  3. Pertambangan dan penggalian.
  4. Industri pengolahan
ULN tersebut masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,5 persen terhadap total ULN swasta.
 
Nur menegaskan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada Agustus 2021 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 37,2 persen, meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,6 persen.
 
"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tutup Nur.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan