Dikutip dari propektus perusahaan, Minggu, 11 Juli 2021, Bukalapak mencetak rugi usaha sebesar Rp327 miliar atau menurun dari kuartal I-2020 sebesar Rp397 miliar. Rugi bersih Bukalapak mencapai Rp323 miliar atau membaik dari kuartal I-2020 sebesar Rp393 miliar. Rugi per saham mencapai minus Rp39,3 per saham atau membaik dari capaian kuartal I-2020 sebesar Rp50 per lembar saham.
Aset perusahaan mencapai Rp2,7 triliun atau naik dari capaian akhir 2020 sebesar Rp2,5 triliun. Namun utang perusahaan mencapai Rp1 triliun atau naik dari utang sebesar Rp985 miliar pada 2020. Ekuitas Bukalapak sebesar Rp1,7 triliun.
Rasio utang dengan ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER) bukalapak sebesar 61 persen, Rasio pendapatan dengan aset atau (Return to Aset Ratio/ROA) minus 12 persen, Rasio pendapatan dengan ekuitas atau (Return to Equity Ratio/ROE) minus 19 persen. Beban penjualan dan pemasaran terhadap pendapatan sebesar 101 persen pada kuartal I-2021.
PT Bukalapak.com Tbk resmi mengumumkan rencananya untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Serta akan menjadi unicorn Indonesia pertama yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Chief Executive Officer Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan perseroan melepas 25,76 miliar lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Nilai saham yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga berkisar antara Rp750 sampai dengan Rp850 per saham. Jumlah seluruh nilai IPO saham tersebut mencapai Rp21,9 triliun.
Bukalapak akan menjalankan penawaran awal (bookbuilding) dan roadshow sejak 9 Juli hingga 19 Juli 2021. Pernyataan efektif dari OJK diharapkan terbit pada 26 Juli 2021. Selanjutnya, penawaran umum ditargetkan dapat dilaksanakan pada 28 Juli-30 Juli 2021 dan pencatatan di BEI dengan kode saham BUKA dijadwalkan pada 6 Agustus 2021.
Dalam IPO tersebut, Bukalapak telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Adapun PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia telah ditunjuk sebagai penjamin emisi efek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News