"Soal peran Bank Indonesia selama ini tentunya kita mengawal di dalam proses digitalisasi. Tentunya kita sekarang bagaimana penjualan produk halal melalui e-commerce yang sudah berkembang luar biasa, sertifikasi halal, integrated farming di pesantren," ungkap Kepala Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah BI Muhammad Anwar Bashori dalam acara Indonesia Sharia Summit 2021, Rabu, 22 September 2021.
Pada pilar pertama terkait ekonomi syariah, Bank Indonesia melakukan digitalisasi proses untuk meningkatkan efisiensi dan halal traceability, serta perluasan pasar daring, termasuk pesantren. Kemudian, bank sentral juga melakukan penguatan dukungan implementasi kawasan industri halal, serta sistem jaminan produk halal.
Pada pilar ini, Bank Indonesia mendorong penjualan produk industri halal melalui platform e-commerce, proses sertifikasi halal melalui mekanisme audit secara online berdasarkan dokumen persyaratannya.
Lalu, pilot program model bisnis sektor pertanian pondok pesantren melalui teknologi internet of things (IoT) untuk precision farming. Terakhir, implementasi pilot project virtual market bagi pesantren berbasis holding.
"Integrated farming di pesantren yang kami kembangkan tidak mengganggu aktivitas pendidikan di pesantren, tapi menggunakan internet of things, sehingga para santri tidak hanya sibuk mengurusi proyek ekonominya tapi dia juga bisa melakukan dengan IoT, digitalisasi, sehingga kualitasnya bisa dimaksimalkan," paparnya.
Pada pilar kedua terkait keuangan syariah, Bank Indonesia mengembangkan data dan digitalisasi keuangan syariah, serta Financial Market Infrastructure (FMI) sebagai bagian dari implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) dan Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU). Selanjutnya, dukungan pengembangan data dan digitalisasi keuangan sosial syariah.
Pada pilar ini, bank sentral mengembangkan FMI serta mendorong pembayaran zakat, infaq, sedekah (ZIS) serta Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) secara online.
Pada pilar ketiga terkait riset, edukasi, dan sosialisasi. Dalam hal ini Bank Indonesia mempersiapkan kapasitas go digital bagi pelaku usaha ekonomi dan keuangan syariah. Digitalisasi edukasi, termasuk vokasi dan sertifikasi, maupun sosialisasi melalui penyelenggaraan event.
"Sehingga pada akhirnya peran digitalisasi akan semakin berkembang, dan kami akan terus melakukan berbagai piloting dengan berbagai pihak serta stakeholder yang lain," pungkas Anwar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News