Ilustrasi. FOTO: AFP/Bay Ismoyo
Ilustrasi. FOTO: AFP/Bay Ismoyo

Pembukaan Perdagangan: Kurs Rupiah Merekah di Rp14.982/USD

Angga Bratadharma • 13 Juli 2022 09:32
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Rabu pagi terpantau menguat ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di posisi Rp14.995 per USD. Perlahan tapi pasti, mata uang Garuda terus berupaya agar tidak terlempar ke Rp15 ribu per USD di tengah agresifnya The Fed menaikkan suku bunga.
 
Mengutip Bloomberg, Rabu, 13 Juli 2022, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat ke posisi Rp14.982 per USD. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp14.975 hingga Rp14.983 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp14.938 per USD.
 
Sementara itu, euro kembali bangkit pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), setelah meluncur ke level terendah 20 tahun dan mendekati paritas atau keseimbangan terhadap dolar AS. Kondisi itu karena investor khawatir krisis energi di kawasan itu akan membawa resesi.

Mata uang tunggal mencapai 1,00005 dolar terhadap greenback, terendah sejak Desember 2002, setelah data menunjukkan sentimen investor Jerman pada Juli jatuh di bawah level pada awal pandemi virus corona karena kekhawatiran energi, kemacetan pasokan dan kenaikan suku bunga dari bank sentral Eropa (ECB).
Baca: Wall Street Jatuh Tertekan Kekhawatiran Resesi

"Sepertinya ini adalah prospek yang sangat suram untuk euro, paradigma sub-paritas sangat mungkin terjadi," kata Ahli Strategi Valas Senior TD Securities Mazen Issa, di New York.
 
Ia menambahkan, mata uang tunggal bisa turun ke tingkat 85-90 sen AS. Issa mengutip kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih jauh dari ECB, dan faktor makro termasuk neraca berjalan Eropa yang memburuk dengan cepat membebani mata uang tunggal.
 
Dolar diuntungkan dari ekspektasi bahwa bank sentral AS memiliki lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga daripada rekan-rekannya, yang menghadapi prospek pertumbuhan yang lebih menantang.
 
Kekhawatiran Eropa bisa jatuh ke dalam resesi telah meningkat sejak pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman, pipa Nord Stream 1, mulai pemeliharaan tahunan pada Senin, 11 Juli. Pemerintah, pasar, dan perusahaan-perusahaan khawatir penutupan itu mungkin diperpanjang karena perang di Ukraina.
 
Mata uang tunggal terakhir berada di 1,0045 dolar, setelah memantul dari area 1,0 dolar, yang oleh beberapa analis dikaitkan dengan faktor teknis yang berkaitan dengan aktivitas opsi dan short-covering.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan