Ilustrasi Bank Indonesia - - Foto: dok Antara
Ilustrasi Bank Indonesia - - Foto: dok Antara

Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan Kian Sempit

Husen Miftahudin • 13 Agustus 2020 17:38
Jakarta: Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebanyak 100 basis poin (bps) hingga ke level 4,0 persen sejak awal 2020. Keputusan ini dianggap sejalan dengan upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas perekonomian serta mendorong pemulihan ekonomi nasional di era covid-19.

Namun, Chief Economist Citibank Indonesia Helmi Arman mengatakan ruang penurunan suku bunga kebijakan bank sentral saat ini kian sempit. Dalam asesmen outlook-nya, penurunan suku bunga acuan lebih lanjut akan sulit dilakukan Bank Indonesia.
 
"BI 7 Days Reverse Repo Rate secara historis sudah berada di level paling rendah. Kondisi ini akan semakin sulit bagi suku bunga acuan untuk turun lebih lanjut, kecuali jika arus modal portofolio asing kembali masuk ke pasar obligasi dan saham kita secara berkesinambungan," ujar Helmi dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2020.
 
Di lain hal, penurunan suku bunga acuan ini secara perlahan akan terus menurunkan suku bunga pasar uang. Hal ini terkait dengan banyaknya likuiditas yang digelontorkan Bank Indonesia akibat pembelian Surat Berharga Negara (SBN).

"Hal tersebut memicu kenaikan jumlah likuiditas di perbankan yang signifikan, dan ini mendorong turunnya suku bunga di pasar uang. Bahkan sekarang berbagai suku bunga di pasar uang sudah lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang empat persen itu," paparnya.
 
Helmi mencontohkan pada suku bunga reverse repo satu bulan yang saat ini sudah berada di level 3,6 persen. Tingkat suku bunga ini sudah di bawah suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate.
 
"Walaupun ruang penurunan suku bunga lebih lanjut itu sudah semakin kecil, suku bunga pasar uang ini terus menurun. Ini yang juga penting untuk perbankan," tegas dia.
 
Bagi industri perbankan terpenting adalah turunnya suku bunga pasar uang. Jika suku bunga pasar uang ini turun, maka biaya dana (cost of fund) perbankan juga akan mengalami penurunan.
 
"Karena suku bunga pasar uang ini turun, maka cost of fund ini memungkinkan cost of fund perbankan turun. Sehingga kalau cost of fund turun, tentunya peluang untuk menurunkan suku bunga kredit juga masih ada dan akan berlanjut," pungkas Helmi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan