Menara BNI. Foto: MI/M Irfan
Menara BNI. Foto: MI/M Irfan

BNI Catat Pertumbuhan Kredit dI Kuartal III-2022

Annisa ayu artanti • 24 Oktober 2022 21:21
Jakarta: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat pertumbuhan kredit kuartal ketiga 2022 sebesar 9,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp622,61 triliun.
 
Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati mengatakan, pertumbuhan kredit ini didorong oleh kredit korporasi swasta yang mencapai Rp211,9 triliun atau tumbuh 20,4 persen year on year (YoY).
 
Selanjutnya diikuti oleh segmen large komersial tercatat sebesar Rp49,4 triliun tumbuh 22,3 persen YoY. 

Pada segmen kecil, pertumbuhan terutama pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tercatat sebesar Rp51,3 triliun atau naik 24,3 persen YoY, dan untuk segmen konsumer mencapai Rp106,9 triliun atau naik 11,3 persen YoY dengan pertumbuhan terutama pada produk payroll loan. 
 
“Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi manajemen untuk tumbuh dengan sehat dan sustain dengan menyasar pada debitur top tier di segmen industri prospektif diiringi dengan kebijakan manajemen risiko yang prudent,” jelas Adi, Senin, 24 Oktober 2022.

 
Baca juga: BNI Raih Laba Rp13,7 Triliun, Naik 76% 

Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi menuturkan, perkembangan kinerja BNI hingga Kuartal Ketiga 2022 juga didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai sebagaimana tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di level 18,9 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada pada posisi 91,2 persen.  
 
“Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di 193 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di 124 persen yang menunjukkan BNI memiliki kecukupan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” katanya. 
 
Dari sisi kualitas aset, Susi menyampaikan Loan at Risk (LAR) mengalami penurunan signifikan dari 25,2 persen di September 2021 menjadi 19,3 persen di September 2022, terutama karena menurunnya jumlah kredit restrukturisasi karena covid-19. 
 
“Kami pun terus berupaya menjaga LAR Coverage atau rasio pencadangan untuk debitur LAR pada level yang memadai yakni sebesar 42,7 persen. Bahkan, kami melihat bahwa kemampuan pembayaran kewajiban dari debitur LAR semakin membaik sehingga mendorong perbaikan pada pendapatan bunga, serta menjadi indikasi pemulihan bisnis nasabah yang lebih baik setelah terdampak pandemi,” sebutnya. 
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan