Bali: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kemajuan sistem pembayaran dan ekonomi keuangan digital telah memberikan dampak positif bagi kerja sama antarnegara. Namun begitu, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam penerapan transaksi lintas batas.
Ia mengatakan, kemajuan sistem transaksi lintas batas ini meningkatkan produktivitas dan pencapaian pertumbuhan ekonomi inklusif yang berkelanjutan. Di sisi lain, penerapan transaksi lintas batas ini masih menghadapi tantangan seperti tingginya biaya hingga akses yang terbatas.
"Pembayaran lintas batas masih menghadapi tantangan untuk bisa sukses, seperti biaya yang tinggi, kecepatan yang lambat, akses terbatas, dan kurangnya transparansi," kata dia dalam rangkaian side event G20 di Nusa Dua Bali, Kamis, 14 Juli 2022.
Oleh karena itu BI mendorong penguatan kerja sama lintas batas internasional mengingat digitalisasi ekonomi dan keuangan yang semakin meningkat. Upaya ini juga untuk mempercepat digitalisasi menuju keberhasilan inklusi ekonomi dan keuangan, termasuk bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Sekarang masa depan ada di sini, masa depan digitalisasi benar-benar ada di sini. Isu inisiatif global percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan telah menjadi inisiatif global. G20 bersama-sama dengan pengawas keuangan telah melaporkan untuk memperkuat dan memajukan pembayaran lintas batas sebagai salah satu prioritas," ungkapnya.
Dalam Presidensi G20 Arab Saudi 2020 lalu, G20 telah meluncurkan roadmap pembayaran lintas batas untuk menjawab tantangan pembayaran lintas batas dan untuk memberikan panduan tentang cara mengembangkan konektivitas pembayaran. Komitmen ini dilanjutkan oleh Presidensi G20 Indonesia.
"Di bawah Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 kita mengambil fokus untuk pulih bersama pulih pulih lebih kuat, mendukung pembayaran digital dan memajukan inisiatif pembayaran lintas batas sebagai salah satu prioritas agenda Presidensi Indonesia," pungkas dia.
Ia mengatakan, kemajuan sistem transaksi lintas batas ini meningkatkan produktivitas dan pencapaian pertumbuhan ekonomi inklusif yang berkelanjutan. Di sisi lain, penerapan transaksi lintas batas ini masih menghadapi tantangan seperti tingginya biaya hingga akses yang terbatas.
"Pembayaran lintas batas masih menghadapi tantangan untuk bisa sukses, seperti biaya yang tinggi, kecepatan yang lambat, akses terbatas, dan kurangnya transparansi," kata dia dalam rangkaian side event G20 di Nusa Dua Bali, Kamis, 14 Juli 2022.
Oleh karena itu BI mendorong penguatan kerja sama lintas batas internasional mengingat digitalisasi ekonomi dan keuangan yang semakin meningkat. Upaya ini juga untuk mempercepat digitalisasi menuju keberhasilan inklusi ekonomi dan keuangan, termasuk bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Sekarang masa depan ada di sini, masa depan digitalisasi benar-benar ada di sini. Isu inisiatif global percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan telah menjadi inisiatif global. G20 bersama-sama dengan pengawas keuangan telah melaporkan untuk memperkuat dan memajukan pembayaran lintas batas sebagai salah satu prioritas," ungkapnya.
Baca juga: RI Ajak G20 Dorong Investasi Berkelanjutan |
Dalam Presidensi G20 Arab Saudi 2020 lalu, G20 telah meluncurkan roadmap pembayaran lintas batas untuk menjawab tantangan pembayaran lintas batas dan untuk memberikan panduan tentang cara mengembangkan konektivitas pembayaran. Komitmen ini dilanjutkan oleh Presidensi G20 Indonesia.
"Di bawah Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 kita mengambil fokus untuk pulih bersama pulih pulih lebih kuat, mendukung pembayaran digital dan memajukan inisiatif pembayaran lintas batas sebagai salah satu prioritas agenda Presidensi Indonesia," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News