"Jadi memang sampai dengan saat ini tidak ada rencana itu," tegas Novita, dalam Public Expose Live 2022 yang diselenggarakan secara virtual oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, dilansir dari Antara, Rabu, 14 September 2022.
Maka dari itu, ia mengungkapkan, fokus BNI saat ini lebih kepada mengeksekusi agenda transformasi korporasi yang telah dilakukan dan memprioritaskan optimalisasi kontribusi anak perusahaan yang sudah ada agar memiliki nilai tambah kepada Grup BNI.
Setidaknya ada beberapa fokus yang saat ini sedang dilakukan perseroan, yakni transformasi digital perbankan serta sekuritas, khususnya untuk Bank Mayora agar menjadi mesin baru BNI. Langkah-langkah tersebut tentunya mendukung lini bisnis BNI, terutama untuk korporasi dan multifinance.
Baca: Menilik Plus Minus Rencana Pembelian Minyak dari Rusia |
"Jadi rasanya fokus kami saat ini tetap konsisten untuk mengeksekusi agenda transformasi korporasi dan tidak ada aksi korporasi lebih lanjut untuk akuisisi BTN," ungkapnya.
Namun demikian, Novita menyebutkan, pihaknya selalu berkomitmen untuk mendukung rencana pengembangan bisnis pemerintah, dengan mempertimbangkan aspek bisnis untuk memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan dan nilai tambah bagi pemegang saham serta negara.
Hal tersebut lantaran saat ini BNI dimiliki 60 persen oleh negara dan 40 persen oleh pemegang saham minoritas. Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan pemerintah memiliki wacana menyatukan BNI dengan BTN.
Dalam rencana yang sedang dikaji tersebut, nantinya BNI akan mengakuisisi BTN dan PT Bank Syariah Indonesia atau BSI mengakuisisi BTN Syariah dengan tujuan perampingan bank-bank milik negara.
"Ada rencana tadinya itu kan untuk mempersedikit jumlah bank Himbara, sehingga BTN itu syariahnya nanti diambil BSI, konvensionalnya diambil BNI, tetapi sekarang itu masih dalam tahap wacana ," pungkas Wapres Ma'ruf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News