Hal itu diungkapkan dalam webinar Market Outlook 2022 bertajuk 'Indonesia Towards 2022 Economic Recovery: Stability or Growth?' dan diinisiasi oleh BNI Asset Management. Acara itu merupakan acara tahunan yang bertujuan untuk memberikan proyeksi kondisi market sekaligus outlook perekonomian global dari perspektif ekonomi makro.
"BNI Asset Management juga tetap menerapkan strategi untuk bertahan dalam kondisi sekarang dengan senantiasa tetap bertindak pruden, menjaga etik, dan terus melakukan sinergi dengan BNI Group dalam mengelola dana nasabah," kata Putut, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 9 Desember 2021.
Chief Economist BNI Sekuritas Damhuri Nasution menambahkan ekonomi dunia masih dalam fase ekspansi, tumbuh pesat di 2021 dan akan melambat di 2022 namun tetap relatif tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan historikalnya meskipun ada ancaman inflasi global karena krisis energi dan gangguan supply chain, serta kebijakan moneter yang longgar.
"Indonesia juga bisa terhindar dari kenaikan inflasi seperti AS dan Eropa karena pertumbuhan supply dan demand masih cenderung seimbang vs imbalance di AS dan Eropa, stimulus kita relatif kecil, serta pasokan energi masih mencukupi," kata Damhuri.
Executive Director JP Morgan Singapore Sin Beng Ong mengatakan kolaborasi dari pemerintah, Bank Indonesia, dan OJK terkait kebijakan ekonomi membuat dampak ekonomi atas pandemi yang terjadi bisa diminimalisir.
"Penanganan dampak di Indonesia dianggap lebih baik dibandingkan dengan di negara berkembang lain seperti Brasil," tukasnya.
Pentingnya insentif fiskal
Sementara itu, Dirjen PPR Kementerian Keuangan Republik Indonesia Luky Alfirman menegaskan pentingnya insentif fiskal bagi percepatan pemulihan perekonomian Indonesia. Pemerintah akan menjaga konsistensi kebijakan fiskal di masa pandemi, di mana krisis ini akan menjadi momentum untuk melanjutkan reformasi struktural."Dengan lima strategi prioritas, reformasi fiskal, dan reformasi sektor keuangan," tuturnya.
Ia berharap perekonomian nasional lebih maju dan sejahtera sesuai dengan visi Indonesia 2045. Dirinya menambahkan perihal strategi pertumbuhan ekonomi 2022–2025. "Yaitu living with pandemic, reformasi program perlindungan sosial, pembangunan infrastruktur, pemanfaatan dinamika geopolitik, dan penguatan reformasi struktural," tuturnya.
Di sisi lain, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini memaparkan bahwa BNI Group terus dituntut tumbuh di tengah pandemi. "Pendirian BNI Sekuritas Singapura dan peluncuran Program Xpora untuk mendukung UMKM go global adalah sebagai bentuk nyata BNI Group siap menjawab tantangan bisnis di 2022," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News