Aset kripto, blockchain, dan digitalisasi layanan keuangan serta dampaknya pada berbagai sektor global menjadi topik utama selama pertemuan tahunan WEF 2022. Ada beragam agenda yang digelar meliputi diskusi mengenai peran dari market keuangan terdesentralisasi (DeFi), peran mata uang digital bank sentral (CBDC), hingga bagaimana blockchain dapat diterapkan untuk memberantas kemiskinan dunia.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, masuknya aset kripto dan blockchain dalam pembahasan utama di agenda WEF 2022 menjadi hal yang baik untuk perkembangannya secara global, termasuk di Indonesia.
"Saya melihat ini adalah pencapaian sekaligus peluang. Aset kripto dan blockchain sudah tidak dipandang sebelah mata oleh para pemimpin ekonomi global. Kesempatan ini merupakan peluang untuk menciptakan nilai tambah yang baik. Pokok pembahasan tersebut bisa menjadi acuan bagi perkembangan kripto dan blockchain ke depannya, termasuk di Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu, 28 Mei 2022.
Lebih lanjut Manda menjelaskan kehadiran aset kripto tetap tumbuh, walau saat ini market secara keseluruhan sedang mengalami crash. Menurutnya, kripto semakin terintegrasi dengan perekonomian global, maka risiko-risiko seperti itu bisa jadi memiliki beberapa justifikasi.
Ia menambahkan, aset kripto bisa menjadi instrumen pelindung nilai yang baik, guna melawan risiko dari pasar lainnya. Dengan demikian, Manda menyebut, masih memungkinkan kripto dan teknologi blockchain berfungsi dengan berbagai cara dan melangkah lebih jauh lagi.
"Di tengah tren negatif makroekonomi, sejumlah pihak yang tetap mengakui market akan kembali bullish atau optimis dengan prospek jangka panjang industri kripto. Pemerintah melihat pertumbuhan perdagangan aset kripto baik di Indonesia maupun di dunia sangat dinamis. Hal ini menimbulkan optimisme perkembangan aset kripto yang semakin baik kedepannya," ungkap dia.
Ada sejumlah tantangan yang harus diatasi sebelum kripto dan blockchain menjadi arus utama. Kurangnya pemahaman manajemen risiko hingga stigma negatif masih membayangi pertumbuhan industri kripto. Para pelaku industri kripto akan terus berkolaborasi untuk menguatkan edukasi dan literasi aset kripto dan ekosistem blockchain kepada masyarakat Indonesia.
"Kita harapkan fokus utama kami bersama ini, bisa membuahkan hasil yang baik dan trust kepada masyarakat. Selain itu, semua stakeholder bersinergi untuk mempercepat kelengkapan ekosistem kelembagaan aset kripto di Indonesia agar maksimal menggali potensi industri kripto dalam negeri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News