"Saat ini, keuangan Islam telah menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat dari industri keuangan global dan terus berkembang," kata dia dalam Brunei Darussalam Islamic Capital Market Conference (BICAM) 2021 dilansir dari laman Kemenkeu, Kamis, 3 Juni 2021.
Namun dengan kepemimpinan Indonesia dan pemangku kepentingan keuangan Islam global lainnya di dunia, keuangan Islam telah memantapkan dirinya sebagai pasar utama dalam ekosistem keuangan global serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial global.
"Aset keuangan Islam telah meningkat secara signifikan dan jumlahnya meningkat tiga kali lipat selama pasca krisis keuangan global, dimana sekarang mewakili sekitar USD2 triliun dalam aset perbankan dan sekitar USD400 miliar dalam aset pasar modal. Tren positif ini diprediksi akan terus tumbuh sekitar USD3 triliun pada 2024," ungkapnya.
Ia menambahkan, industri keuangan Islam, tidak hanya menarik negara-negara Muslim tetapi juga telah mendapatkan perhatian dari negara-negara non Muslim. Keuangan Islam telah berkembang dan menjadi penting secara sistemik di beberapa negara.
Selain itu, Sri Mulyani menyebut, praktik keuangan Islam telah menarik banyak sektor. Ini didorong oleh fitur kompetitifnya yang menggunakan konsep re-sharing, serta menyebarkan keuangan ke ekonomi riil dan memfasilitasi redistribusi kekayaan dan peluang.
"Dalam perjalanan perkembangan keuangan Islam ini, Indonesia sangat bangga menjadi salah satu pemimpin utama dalam menerapkan inisiatif utama untuk mengembangkan sektor ini lebih jauh. Secara global maupun internasional, Republik Indonesia telah memantapkan dirinya sebagai salah satu penerbit sukuk global terbesar dan penerbit sukuk hijau yang pertama," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News