"Peningkatan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar 2,58 persen menjadi Rp12,554 triliun dari Rp12,238 triliun pada pekan sebelumnya," kata Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 22 Mei 2021.
Kemudian kapitalisasi pasar bursa selama sepekan turut mengalami perubahan sebesar 1,41 persen menjadi Rp7.108,555 triliun dari Rp7.210,564 triliun pada pekan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata frekuensi harian bursa mengalami perubahan sebesar 7,12 persen menjadi 1.165.339 transaksi dari pekan sebelumnya yaitu 1.254.635 transaksi.
"Rata-rata volume transaksi harian Bursa juga mengalami perubahan sebesar 11,87 persen menjadi 21,293 miliar saham dari 24,161 miliar saham pada pekan yang lalu. Investor asing pada Jumat, 18 Juni mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp192,71 miliar. Sedangkan sepanjang 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp15,735 triliun," tuturnya.
Di sisi lain, Saham-saham di Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu WIB). Indeks Dow Jones dan S&P 500 membukukan kinerja mingguan terburuknya dalam beberapa bulan, menyusul pernyataan dari pejabat Federal Reserve James Bullard bahwa bank sentral AS mungkin menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 533,37 poin atau 1,58 persen menjadi menetap di 33.290,08. Indeks S&P 500 berkurang 55,41 poin atau 1,31 persen, menjadi 4.166,45. Indeks Komposit Nasdaq turun 130,97 poin atau 0,92 persen menjadi 14.030,38. Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir melemah, dengan sektor energi memimpin kerugian hingga 2,92 persen.
Indeks saham unggulan Dow Jones dan S&P 500 memulai minggu ini pada level rekor penutupan, tetapi akhirnya turun paling banyak dalam setiap minggu masing-masing sejak akhir Oktober dan akhir Februari. Indeks Nasdaq yang padat teknologi juga ditutup lebih rendah meskipun membukukan dua penutupan tertinggi dalam lima hari terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News