Adapun pembagian dividen sebesar Rp52 per saham itu setara Rp1,162 triliun dan mempresentasikan sekitar 55 persen dari laba perusahaan. Keputusan itu diumumkan usai MYOR menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) serta dilanjutkan public expose secara virtual.
Adapun sepanjang 2020, MYOR membukukan penjualan sebesar Rp24,5 triliun. "Dengan laba bersih lebih dari Rp2 triliun, perolehan yang stabil bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Direktur Keuangan MYOR Hendrik Polisar, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 23 Juli 2021.
Sementara untuk periode Januari hingga April 2021, tambahnya, meskipun masih dibayangi oleh pandemi covid-19 tapi MYOR mampu membukukan penjualan sebesar Rp9,8 triliun. Angka ini meningkat sebanyak 26,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, dengan perolehan laba yang juga relatif stabil apabila dibandingkan dengan periode yang sama.
"Hal ini disebabkan oleh fluktuasi perolehan laba dari selisih kurs yang tidak sebesar tahun lalu," ucapnya.
Di samping memaparkan kinerja perseroan hingga April 2021, Mayora juga menyampaikan target yang akan dicapai untuk 2021 yaitu perseroan menargetkan peningkatan penjualan sebesar 10,3 persen atau menjadi hampir Rp27 triliun dengan target laba bersih sebesar Rp2,14 triliun.
Direktur Operasional Wardhana Atmadja mengatakan target di 2021 dibuat secara konservatif mengingat pandemi covid-19 belum berakhir di dunia termasuk di Indonesia. "Meski pencapaian perseroan lebih baik dari yang diproyeksikan dan mudah-mudahan tercapai lebih baik tapi kami cenderung lebih konservatif," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News