Ekonomi Tiongkok. Foto: AFP.
Ekonomi Tiongkok. Foto: AFP.

Duh! Bangkitnya Ekonomi Tiongkok Berbahaya bagi Pasar Modal Indonesia, Kok Bisa?

Arif Wicaksono • 06 Maret 2023 11:09
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir bergerak volatile dengan ditutup turun sebesar 0,63 persen ke level 6.813. Volatile-nya pergerakan indeks dipengaruhi oleh beberapa sentimen yang mendorong aksi Net Foreign Sell (RG Market) sebanyak Rp864,31 miliar, terutama pada saham big cap.
 
baca juga: IHSG Perdagangan Pagi Cerah, 231 Saham Dapat Rapor Hijau!

Riset Infovesta mengatakan sentimen negatif dari global di antaranya masih terkait statement pejabat The Fed yang masih bersikap hawkish dengan menyatakan kondisi ekonomi AS saat ini masih memungkinkan untuk kenaikan FFR hingga ke atas level 5,4 persen.
 
"Rilis data ekonomi AS yang menunjukan tanda-tanda menguat, membuat kekhawatiran terhadap pasar semakin tinggi. Sedangkan dari domestik, peningkatan risiko berasal dari rilis inflasi Indonesia yang kembali memanas bahkan di atas ekspektasi pasar," jelas riset itu, dikutip Senin, 6 Maret 2023.

Tekanan dari bangkitnya Tiongkok

Sentimen kenaikan PMI Manufaktur dan Jasa Tiongkok ke level tertingginya sejak 2012 diprediksi juga menambah tekanan di pasar. Melihat aktivitas industri di Tiongkok kembali pulih serta dengan tingkat valuasi indeks Tiongkok dari Price Earning (PE) pada akhir 2022 sebesar 9,6x.
 
"Ini tergolong undervalue dibandingkan dengan indeks saham Indonesia sebesar 13,5x, sehingga dapat membuat daya tarik asing tinggi terhadap indeks Tiongkok," jelas dia.

Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Gov. Bond, Indeks dalam sepekan terakhir melemah sebesar 0,63 persen. Bearish-nya indeks obligasi lebih dipengaruhi oleh rilis data inflasi Indonesia yang mengalami peningkatan sebesar 5,47 persen YoY vs 5,28 persen YoY pada Januari.
 
Sentimen dari global datang ketika The Fed diproyeksikan pelaku pasar semakin nyata untuk kembali menaikan suku bunganya sebesar 25 bps hingga 50 bps.

Prediksi sepekan

Dalam sepekan ini Infovesta memperkirakan pasar saham bergerak sideways. Mengingat minimnya sentimen dari domestik dan cenderung dipengaruhi oleh sentimen dari global.
 
"Sedangkan pada pasar obligasi, investor tetap harus memperhatikan langkah The Fed dan BI terutama dalam memberikan kebijakan moneternya di tengah tingkat inflasi yang belum mencapai target," jelas Infovesta.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan