Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

6 Hal Ini Bisa Dilakukan oleh Investor untuk Hadapi Krisis Ekonomi

Annisa ayu artanti • 01 Juli 2024 10:23
Jakarta: Investor dan calon investor dituntut mengetahui kondisi dan dampak ketidakpastian geopolitik terkini.
 
SEVP Retail Markets & Technology BNI Sekuritas Teddy Wishadi PT BNI Sekuritas (BNI Sekuritas) menekankan demikian lantaran tindakan politik, perubahan regulasi, sengketa perdagangan, dan ketegangan antarnegara dapat menciptakan ketidakstabilan di pasar keuangan.
 
Pembelajaran dari krisis ekonomi masa lalu menjadi modal berharga bagi investor, seperti krisis ekonomi di Asia pada 1997 hingga 1998 yang berdampak luas, termasuk di Indonesia, serta krisis ekonomi Argentina pada 2024 yang menyebabkan peningkatan pengangguran, penurunan daya beli, dan meningkatnya ketidakpastian sosial pada negara tersebut.

Teddy menambahkan, dari pengalaman ini diketahui perubahan geopolitik tiba-tiba dapat merusak stabilitas pasar keuangan, memicu inflasi signifikan, dan gejolak sosial.
 
Oleh karena itu, pemahaman akan sejarah dan kesiapan untuk menghadapi potensi krisis serupa diperlukan oleh investor dan calon investor.
 
Baca juga: Krisis Dunia, Jokowi: Ekonomi RI Cukup Kokoh

Berikut beberapa tips yang dapat membantu investor mengelola investasi apabila krisis ekonomi terjadi:

1. Diversifikasi portofolio investasi

Salah satu kunci utama dalam menghadapi krisis adalah diversifikasi. Saat krisis ekonomi ataupun tidak, investor sebaiknya menaruh investasi di berbagai instrumen saham dan di berbagai industri.
 
Diversifikasi diharapkan dapat mengatasi kerugian yang terjadi apabila salah satu instrumen atau industri tidak dalam performa terbaiknya. Diversifikasi juga membantu mengurangi risiko karena tidak semua aset akan terpengaruh secara negatif pada saat yang sama. 

2. Fokus pada investasi jangka panjang

Saat terjadi krisis ekonomi, kemungkinan besar beberapa sektor industri akan turun nilai sahamnya.
 
Investor diharapkan untuk tidak segera panik dan terkena godaan untuk menjual aset. Pasalnya, pasar akan pulih seiring waktu. Setelah krisis ekonomi 1997-1998, pemulihan pasar saham di Indonesia berlangsung secara bertahap.
 
Pada awal 2000-an, IHSG mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang stabil. IHSG kembali mencapai level pra-krisis pada pertengahan dekade 2000-an dan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya.
 
Pada 2007, IHSG mencapai rekor tertinggi baru yang melampaui level sebelum krisis. 

3. Pertimbangkan investasi dalam aset defensif

Saat krisis, beberapa sektor seperti kebutuhan pokok, kesehatan, dan utilitas cenderung lebih stabil dibandingkan sektor lain. Investasi dalam aset defensif ini bisa memberikan perlindungan tambahan terhadap volatilitas pasar.
 
Investor dapat mempertimbangkan obligasi pemerintah yang juga dianggap sebagai safe haven selama periode ketidakpastian ekonomi.

4. Siapkan dana darurat

Selain berinvestasi, investor disarankan untuk mempersiapkan dana darurat yang bersifat likuid seperti contoh uang tunai. Hal ini berguna untuk berjaga-jaga apabila krisis terjadi, dana tersebut dapat menjadi bantalan finansial jika terjadi penurunan pendapatan atau kehilangan pekerjaan. Sehingga, investor tidak harus secara gegabah menjual aset investasi di saat nilai mereka sedang rendah.

5. Manfaatkan kesempatan dalam krisis

Selain bersiap untuk mempertahankan nilai investasi yang dimiliki, pada saat krisis investor juga memiliki peluang investasi yang mungkin tidak selalu muncul pada waktu normal.
Misalnya, aset berkualitas yang dijual dengan harga lebih rendah daripada biasanya. Investor dapat menggunakan dana darurat untuk mempertimbangkan membeli aset yang undervalued.
 
Namun, jangan terburu-buru memutuskan. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh dan konsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan.

6. Tetap terinformasi dan beradaptasi

Informasi adalah kunci dalam menghadapi krisis. Tetaplah mengikuti perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang dapat memengaruhi pasar.
 
Tinjau kinerja keuangan, prospek bisnis, manajemen, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi nilai saham. Informasi dapat diperoleh dari situs web perusahaan, liputan media, atau rekomendasi tim riset. Misalnya, tim riset Ritel BNI Sekuritas melalui program Morning Investview yang memberikan pandangan bagi investor setiap harinya. Dengan pemahaman yang baik terhadap fundamental perusahaan, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih berdasarkan analisis yang objektif.
 
"Dengan menerapkan strategi-strategi ini, investor diharapkan dapat lebih siap menghadapi ketidakpastian dan melindungi investasinya dari dampak krisis ekonomi," ujar Teddy.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan