"Kapitalisasi ratusan saham syariah ini telah mencapai Rp2.962 triliun, atau setara 51,69 persen dari total kapitalisasi seluruh saham yang mencapai Rp5.730 triliun," kata Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi dalam sebuah webinar, Senin, 5 Oktober 2020.
Sementara itu, sudah ada 7.316 juta saham syariah yang ditransaksikan, setara 77,2 persen dibanding seluruh transaksi di lantai bursa. Frekuensinya mencapai 446.527 kali, atau 71,88 persen dibanding seluruh transaksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kinerja positif pasar saham syariah juga terlihat dari pertumbuhan signifikan dana kelolaan pada reksa dana syariah selama pandemi covid-19. Menurut data OJK, hingga Agustus lalu Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana syariah tumbuh 29,7 persen yoy menjadi Rp69,7 triliun. Pada saat yang sama, NAB reksa dana konvensional turun 7,6 persen yoy menjadi Rp451,1 triliun.
"Investor syariah dari tahun ke tahun konsisten terus meningkat, pertumbuhannya mencapai 537 persen sejak lima tahun lalu. Saat ini ada 78.199 investor saham syariah di Indonesia. Rata-rata investor saham syariah tumbuh 78 persen per tahun. Pangsanya juga terus meningkat, per Agustus lalu rasio investor syariah terhadap total investor mencapai 5,9 persen," ujarnya.
Menurut Hasan, korporasi dan investor tak perlu ragu bertransaksi di pasar modal syariah karena pengaturan dan fatwa terkait pelaku, produk, dan ekosistem sesuai prinsip syariat Islam. BEI menjadi satu-satunya bursa efek di dunia yang sudah memastikan proses end-to-end pasar modal memenuhi prinsip-prinsip syariah.
"Meskipun pasar modal keuangan syariah tidak menjadi entitas terpisah tetapi tidak mengurangi keseriusan kami memastikan seluruh kecukupan dan kelengkapan praktik syariah," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News