baca juga: Stimulus AS Gak Mempan, IHSG Masih Betah Terkoreksi |
Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta mengatakan, mendekati penghujung semester I-2024, kinerja pasar saham masih belum bergairah. Kondisi ini berkaca dari posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih terkoreksi sekitar tujuh persen year to date (ytd).
"Selain itu, keluarnya investor asing dari pasar saham (net foreign sell) di pasar reguler dan negosiasi senilai Rp10 triliun sejak awal tahun (di pasar reguler investor asing sudah nett sell Rp20 triliun)," ujar Nafan, dilansir Antara, Kamis, 20 Juni 2024.
Namun demikian, ia mengungkapkan nilai transaksi di pasar saham yang sudah mencapai Rp1.200 triliun sampai Kamis 20 Juni 2024, sudah berada di atas pencapaian semester I-2023 yang sebesar Rp1.180 triliun.
Memasuki kuartal II-2024, perekonomian global masih diliputi oleh ketidakpastian kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), yang dapat berdampak terhadap likuiditas serta suku bunga perbankan.
Namun demikian, bermodalkan makroekonomi yang kuat dan stabilitas politik yang terjaga di tengah tahun Pemilu, Ia meyakini setelah kondisi global yang lebih kondusif maka pasar saham dan pasar keuangan Indonesia akan ikut membaik.
Ia menilai prospek pasar saham ke depan masih sulit untuk diprediksi. Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menahan BI rate pada level 6,25 persen, karena apabila suku bunga dinaikkan maka dampaknya kurang kondusif terhadap ekonomi dalam negeri.
"Namun, kami meyakini dengan makroekonomi yang kuat serta stabilitas politik yang lebih kondusif dibandingkan negara lain, maka kinerja pasar keuangan dan pasar saham Indonesia akan tetap kuat," ujar Nafan.
Pasar saham masih tertekan
Dalam kesempatan sama, Senior Investment Information Mirae Asset M. Adityo Nugroho menyampaikan pasar saham masih akan tertekan dalam waktu dekat di tengah masih adanya arus modal asing yang keluar."Meskipun demikian, dengan meyakini tidak selamanya kondisi makroekonomi global akan terus memburuk, koreksi yang terjadi di pasar saham Indonesia saat ini justru memberikan peluang bagi investor untuk mulai dapat mencicil di harga yang relatif murah karena nilai valuasi yang rendah," ujar Adityo.
Secara fundamental, Ia mengatakan saham-saham perusahaan berkapitalisasi besar yang sudah terkoreksi cukup dalam dari sektor perbankan, otomotif, dan telekomunikasi dapat menjadi pilihan untuk nasabah dan publik saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id