Asuransi Jiwa. Foto: Medcom.id.
Asuransi Jiwa. Foto: Medcom.id.

Pelaku Industri Belajar dari Kemajuan Industri Asuransi Syariah Inggris

Arif Wicaksono • 30 Maret 2024 07:14
Jakarta: Sektor asuransi syariah masih belum berkembang secara optimal di Indonesia yang memiliki populasi muslim yang besar. Hal ini salah satunya ditandai dengan tingkat literasi dan penetrasi asuransi syariah yang masih rendah, tertinggal jauh dibandingkan asuransi konvensional.
 
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2022 , tingkat literasi asuransi syariah hanya 9,14 persen, dibandingkan 49,7 persen untuk asuransi konvensional. Penetrasi asuransi syariah pun masih rendah di angka 0,13 persen.
 
baca juga: AAJI Ungkap Tantangan Sektor Asuransi di 2024

Sebagai bagian dari industri asuransi jiwa yang terbilang masih baru, asuransi jiwa syariah terus mengalami pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah perusahaan asuransi jiwa syariah yang beroperasi, khususnya sejak 2011.
 
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) mencatat fluktuasi kontribusi kotor asuransi jiwa syariah di Indonesia selama periode April 2022 hingga April 2023. Kontribusi kotor mencapai puncak tertinggi pada Desember 2022 dengan Rp3,07 trilliun.

Head of Product Development, Prudential Syariah Bondan Margono menjelaskan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia melalui peningkatan literasi dan inklusi asuransi jiwa syariah, khususnya di kalangan generasi muda. Dia mengatakan diskusi melalui kuliah umum diharapkan dapat membangun hubungan kuat antara Indonesia dan Inggris dalam mengembangkan industri asuransi syariah.
 
"Terlebih, Inggris merupakan salah satu negara pertama di Eropa yang menerapkan sistem ekonomi Islam dan juga sebagai pusat keuangan Islam di barat meskipun bukan sebagai negara mayoritas muslim. Dan yang terpenting, kami harap mahasiswa yang hadir juga dapat ikut berpartisipasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah” ujar  Head of Product Development, Prudential Syariah Bondan Margono dikutip dari keteranganya, Sabtu, 30 Maret 2024.
 
Bondan menyampaikan upaya untuk mendorong pertumbuhan industri asuransi syariah di Indonesia diwujudkan dalam tiga strategi utama, yaitu inovasi, kolaborasi, dan digitalisasi.
 
Dia menuturkan tak hanya menawarkan produk dan layanan, Prudential Syariah juga memiliki komitmen untuk mempercepat literasi keuangan syariah Indonesia dengan meluncurkan Sharia Knowledge Center (SKC) pada September 2022 untuk menjadi medium kolaborasi seputar ekonomi dan keuangan Syariah yang berlandaskan pada empat pilar, yaitu, pilar informasi, literasi, inovasi, dan kolaborasi.

perbedaaan konsumen asuransi jiwa di Indonesia dan Inggris

Dia menuturkan perbedaan antara Indonesia dan Inggris jika dilihat dari lanskap syariah. Indonesia dan Inggris memiliki perbedaan dalam implementasinya. Di Indonesia, industri asuransi diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta didukung oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), sedangkan di Inggris, sistem regulasi diatur oleh Financial Conduct Authority (FCA).
 
Konsumen di Indonesia pun lebih didominasi oleh Muslim yang didorong oleh prinsip agama dan keinginan untuk solusi keuangan yang sesuai dengan syariah. Berbeda halnya di Inggris, konsumen berasal dari Muslim maupun non-Muslim yang cenderung mencari produk keuangan bertanggung jawab secara sosial.
 
Sementara, dari segi potensi, Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dengan 86 persen dari total populasi beragama Islam , memiliki potensi besar untuk keuangan syariah dibandingkan Inggris.  
 
“Melihat hal tersebut, Prudential Syariah berkomitmen untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi syariah dan memenuhi kebutuhan perlindungan kesehatan serta finansial masyarakat Indonesia,” tutup Bondan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan