"Perekonomian AS menunjukkan ketahanan data yang dirilis Rabu menunjukkan aktivitas sektor jasa AS tumbuh lebih besar dari perkiraan pada Agustus, dengan ukuran harga di sektor tersebut juga meningkat lebih lanjut," ungkap Ibrahim dalam analisis harian, Jumat, 8 September 2023.
Data tersebut, jelas dia, memicu kekhawatiran inflasi akan tetap stabil dalam jangka pendek, sehingga memunculkan prospek hawkish yang berkelanjutan dari Federal Reserve.
Data pengangguran di sesi nanti diperkirakan menunjukkan pasar tenaga kerja AS tetap sehat, dengan klaim pengangguran awal diperkirakan sedikit meningkat menjadi 235 ribu dari 228 ribu pada minggu sebelumnya.
Yang juga menarik pada Kamis adalah banyaknya pejabat Fed yang akan berbicara pada konferensi fintech yang diselenggarakan oleh Philly Fed, sebelum mereka memasuki periode blackout menjelang pertemuan mereka akhir bulan ini.
Para pembuat kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB) memperingatkan para investor pada Rabu bahwa bank sentral masih dapat menaikkan suku bunga lagi, yang merupakan kenaikan suku bunga ke-10 berturut-turut, ketika mereka bertemu minggu depan.
"Namun, dengan memburuknya aktivitas ekonomi di seluruh wilayah, muncul ekspektasi bahwa Dewan Pengurus akan memilih untuk berhenti sejenak, bahkan jika mereka tetap membuka pintu untuk tindakan lebih lanjut," terang Ibrahim.
Baca juga: Gegara Bayar Utang, Cadangan Devisa RI Menipis Jadi USD137,1 Miliar! |
Cadangan devisa Indonesia turun
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2023 sebesar USD137,1 miliar. Angka itu turun tipis dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2023 sebesar USD137,7 miliar.
Penurunan posisi cadangan devisa tersebut disebabkan terpengaruh oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Adapun posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tutur Ibrahim.
BI yang independen juga terus melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam transaksi Non-Deliverable Forward di pasar domestik (Domestik NDF/DNDF) dan BI terus memonitor dan menjaga laju pertumbuhan ekonominya dengan kembali mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan Agustus 2023.
"Hal tersebut untuk mengimbangi pemerintah dalam menerapkan kebijakan strategi bauran yang berhasil menarik dan memantik modal asing kembali masuk dalam negeri," papar dia.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meskipun begitu, mata uang Garuda tersebut akan ditutup melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.310 per USD hingga Rp15.380 per USD," tutup Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News