Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar rupiah pada level bawah di perdagangan kemarin ditutup ke posisi Rp15.380 per USD atau melemah 70 poin dari penutupan hari sebelumnya di level Rp15.310 per USD. Untuk level atasnya rupiah berada di posisi Rp15.465 per USD, atau melemah dari penutupan perdagangan di hari sebelumnya Rp15.46o per USD.
"Yang terjadi kemarin dan beberapa hari ini memang ada beberapa faktor yang memberi tekanan pada nilai tukar rupiah. Dari dalam negeri karena adanya kebutuhan valuta asing (valas) dari korporasi yang kalau menjelang akhir bulan itu memang relatif lebih tinggi yaitu menambah demand atau permintaan untuk valas," ujar Perry dalam telekonferensi di Jakarta, Rabu, 29 April 2020.
Selain itu, adanya penerapan dan upaya-upaya pemerintah di berbagai daerah untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sedangkan faktor teknikal dari luar negeri yang membuat rupiah terjungkal lantaran adanya prakiraan lembaga pemerintah utang, Fitch Ratings terkait pertumbuhan ekonomi RI sepanjang 2020 yang hanya 2,8 persen atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Meskipun angka tersebut lebih tinggi ketimbang ramalan pemerintah dan Bank Indonesia yang sepanjang tahun ini tumbuh 2,3 persen.
Namun ada juga faktor-faktor positif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Kemarin misalnya, tingginya penawaran untuk lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai Rp44,4 triliun.
"Itu menunjukkan bahwa minat dari investor dalam dan luar negeri untuk membeli SBN itu tinggi atau 2,2 kali dari target. Itu juga berita-berita positif," ucapnya.
Sementara faktor positif dari luar negeri terkait adanya penguatan kontrak berjangka (futures) di bursa saham Amerika Serikat dan Eropa. Faktor-faktor teknikal hari ke hari inilah yang membuat nilai tukar rupiah bergerak.
"Tapi secara keseluruhan kami masih meyakini trennya. Trennya untuk ke depannya sampai akhir tahun Insyaallah nilai tukarnya akan stabil dan menguat ke arah Rp15 ribu per USD," pungkas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News