Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto: Tangkapan layar Youtube BI.
Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto: Tangkapan layar Youtube BI.

Khawatir Rupiah Tembus Rp16 Ribu, BI Kerek Suku Bunga 25 Bps

Husen Miftahudin, Fetry Wuryasti • 19 Oktober 2023 15:27
Jakarta: Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,00 persen.
 
Selain itu, bank sentral juga mengerek suku bunga Deposit Facility menjadi sebesar 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi sebesar 6,75 persen.
 
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kenaikan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak meningkatnya ketidakpastian global.

"Serta sebagai langkah preemtif dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor atau imported inflation," ucap Perry pada Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Periode Oktober 2023, Kamis, 19 Oktober 2023.
 
Dengan berbagai langkah dan kebijakan tersebut, lanjut Perry, inflasi akan tetap terkendali dalam sasaran dua persen sampai empat persen pada tahun ini dan 1,5 persen hingga 3,5 persen pada 2024.
 

Perkuat kebijakan makroprudensial longgar


Sementara itu kebijakan makroprudensial longgar, diperkuat dengan efektivitas implementasi kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM).
 
Juga, dilakukan dengan menurunkan rasio penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) untuk mendorong kredit pembiayaan lebih lanjut bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
 
"Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran juga terus ditingkatkan untuk memperluas inklusi ekonomi dan keuangan digital, termasuk digitalisasi transaksi keuangan pemerintah pusat dan daerah," beber Perry.
 
Baca juga: BI: Ekonomi RI Tetap Tumbuh Meski Terdampak Ketidakpastian Global
 

Rupiah dikhawatirkan tembus Rp16 ribu


Dikereknya suku bunga acuan sebesar 25 bps oleh Bank Indonesia ini sudah diprediksi sebelumnya oleh analis pasar uang Ibrahim Assuaibi. Langkah itu diperlukan mengingat kondisi mata uang Garuda yang terus menerus ambruk di hadapan dolar AS.
 
Selain itu, kondisi geopolitik yang semakin parah imbas perang antara Israel dengan Palestina dan cadangan devisa Indonesia yang terus tergerus semakin menambah beban bagi rupiah untuk bisa bangkit melawan kedigdayaan dolar AS.
 
"Dengan kondisi rupiah yang terus melemah bahkan mau menuju Rp16 ribu akibat geopolitik di Timur Tengah serta cadangan devisa yang terus tergerus, ada kemungkinan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga 25 bps," tutur Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan