Banjirnya dana asing ke pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang tercatat masuk sebanyak Rp8,90 triliun dan saham sebesar Rp0,76 triliun.
Sayangnya, di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor bule justru menarik dana-dananya (jual neto) sebesar Rp0,75 triliun.
"Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 13 Juni 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp35,09 triliun di pasar SBN, jual neto Rp10,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp108,90 triliun di SRBI," ungkap Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 15 Juni 2024.
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun relatif stabil di level 70,95 basis poin (bps) per 13 Juni 2024 dari 70,14 bps per 7 Juni 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Baca juga: Rupiah Makin Nyungsep ke Rp16.412/US |
Sakit parah, rupiah amburadul ke Rp16.400-an
Banjirnya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik tersebut tak membuat nilai tukar rupiah perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah justru amburadul ke level Rp16.400-an per USD.
Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 15 Juni 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.412 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 142 poin atau setara 0,87 persen dari posisi Rp16.270 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.394 per USD. Rupiah turun sebanyak 130 poin atau setara 0,80 persen dari Rp16.264 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.374 per USD. Mata uang Garuda tersebut juga mengalami penurunan sebanyak 88 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp16.286 per USD.
Terkait hal tersebut, Erwin menekankan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.
"Serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tegas Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News