Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Unilever Cetak Untung Rp5,7 Triliun Walau Daya Beli Konsumen Belum Membaik

Ade Hapsari Lestarini • 11 Februari 2022 10:44
Tangerang: Pembatasan aktivitas masyarakat selama 2021 telah memengaruhi daya beli konsumen dan kinerja sejumlah emiten. Pada tingkat global, kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan bahan baku industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) juga menjadi tantangan bagi perusahaan seperti PT Unilever Indonesia Tbk.
 
Lonjakan harga bahan baku juga menyertai operasional Unilever sepanjang 2021. Meski demikian, kinerja emiten berkode UNVR ini masih menjanjikan dengan berhasil membukukan untung bersih sebanyak Rp5,7 triliun.
 
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti membenarkan daya beli konsumen yang menurun, mebutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk kembali ke daya beli sebelum pandemi. Menurut Ira, tantangan tersebut ditambah adanya lonjakan harga bahan baku juga menyertai operasional Unilever sepanjang 2021.

"Capaian Perseroan di tengah berbagai tantangan hebat ini sebagai sesuatu yang membawa optimisme di tahun-tahun mendatang. Perseroan terus menggenjot berbagai produk yang memiliki peluang besar, misalnya dari kategori Foods and Refreshment yang menopang pertumbuhan perseroan di tahun ini," tegas Ira, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 11 Februari 2022.

Penjualan bersih di 2021

Di 2021, Unilever mencatat penjualan bersih sebesar Rp39,5 triliun. Kategori Foods and Refreshment menjadi penopang utama pertumbuhan dengan membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 1,4 persen di 2021.
 
Menyikapi ketidakpastian yang masih terus terjadi, perseroan berkomitmen terus memastikan ketersediaan opsi produk unggulan Unilever pada tingkatan harga yang terjangkau dengan menetapkan rekomendasi harga yang disarankan pada rentang Rp500-Rp2.000, khususnya pada portofolio produk primer yang sangat dibutuhkan masyarakat seperti Royco, Bango, Rinso, Sunlight, Sunsilk, dan Clear. Pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui jalur distribusi yang tepat juga menjadi aspek penting keunggulan perseroan.
 
Pengamat Pasar Modal, Asosiasi Analis Efek Indonesia, Reza Priyambada, menilai kinerja dari Unilever Indonesia dilihat dalam beberapa tahun terakhir masih baik dan menjanjikan. Apalagi produk-produk emiten ini masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena merupakan barang kebutuhan sehari-hari.
 
"Tantangan, memang lebih pada kondisi pandemi. Meski begitu, daya beli akan tetap ada. Bisa saja ada pengurangan konsumsi masyarakat, namun tetap saja orang beli produk Unilever. Misal, produk sabun. Meski ekonomi lesu orang tetap membutuhkan untuk kebutuhan sanitasi setiap harinya. Implikasinya, konsumen akan lebih berhemat dengan mengurangi pembelian," jelasnya.
 
Alumnus Universitas Indonesia ini menerangkan, kinerja Unilever yang masih positif terjaga ditopang rentang produk perseroan yang sudah terdiversifikasi. Apalagi, selama 2021 ada banyak produk baru yang diluncurkan untuk menjaga dominasi pasar.
 
Hingga kuartal III-2021, UNVR telah merilis 44 produk, baik launching maupun relaunching, yang sebagian besarnya berasal dari subsegmen beauty dan personal care

Unilever Indonesia pada 2022 memiliki lima strategi utama:

  1. Intensifikasi merek unggulan melalui inovasi untuk memperluas pasar.
  2. Perluasan portofolio untuk menjangkau segmen premium dan segmen value.
  3. Penetrasi kanal penjualan utama seperti GT dan ritel modern dan kanal penjualan masa depan (e-commerce).
  4. Menjadi yang terdepan dalam membangun kapabilitas digital dan penggunaan data.
  5. Terus memimpin dalam bisnis yang berkelanjutan.

Memasuki 2022, Perseroan optimistis dengan strategi prioritas yang perusahaan terapkan saat ini. Perseroan sudah berada di jalur yang tepat untuk kembali menuju pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan.
 
"Kami optimistis di 2022, seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab," tutup Ira.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan