Mengutip data Bloomberg, Kamis, 8 September 2022, nilai tukar rupiah terhadap USD berada di level Rp14.900 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 17 poin atau setara 0,11 persen dari posisi Rp14.898 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Adapun rentang gerak rupiah berada di kisaran Rp14.898 per USD hingga Rp14.901 per USD. Sementara year to date (ytd) return terpantau sebesar 4,47 persen.
Data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada pada tren penguatan. Rupiah bertengger di posisi Rp14.906 per USD, menguat sembilan poin atau 0,06 persen dari Rp14.915 per USD.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meski memang mata uang Garuda pada penutupan perdagangan masih melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.900 per USD hingga Rp14.940 per USD," jelasnya.
Baca juga: Penguatan Euro Gelincirkan Dolar AS |
Hal ini didorong oleh sentimen data ekonomi AS yang lebih sehat, dengan sektor jasa penting negara itu secara tak terduga melihat aktivitas meningkat pada Agustus. Kondisi tersebut memberi Fed lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga tajam ketika pembuat kebijakan bertemu akhir bulan ini.
The Fed harus menaikkan suku bunga ke tingkat yang menahan aktivitas ekonomi dan mempertahankannya di sana sampai pembuat kebijakan yakin inflasi bisa mereda. Pedagang sekarang memperkirakan peluang lebih dari 70 persen bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada September.
"Tindakan agresif ini sangat kontras dengan sikap kebijakan moneter akomodatif yang diambil oleh Bank of Japan, di jalur untuk tahun terburuk dalam catatan, meningkatkan kemungkinan intervensi dari pejabat Jepang," terang Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News