Ilustrasi. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO

Sepekan, Harga Emas Antam Masih Naik Turun di Tengah Ledakan Covid-19

Angga Bratadharma • 17 Juli 2021 10:26
Jakarta: Harga emas milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan di sepanjang pekan ini terpantau berfluktuatif di tengah terus meledaknya kasus covid-19 di Tanah Air. Sejauh ini, logam mulia belum mampu kembali menembus level psikologisnya yakni di atas Rp1 juta per gram.
 
Mengutip Logam Mulia Antam, Sabtu, 17 Juli 2021, harga emas di awal pekan ini atau tepatnya Senin, 12 Juli, berada di level Rp950 ribu per gram. Lalu pada Selasa, 13 Juli, harga emas Antam turun ke posisi Rp946 ribu per gram. Kemudian pada Rabu, 14 Juli, harga emas Antam kembali tertekan ke level Rp945 ribu per gram.
 
Sedangkan pada Kamis, 15 Juli, harga emas Antam melonjak ke Rp953 ribu per gram. Kemudian pada Jumat, 16 Juli, harga emas Antam kembali menguat ke level Rp956 ribu per gram. Namun sayangnya pada Sabtu, 17 Juli, harga emas Antam runtuh ke posisi Rp949 ribu per gram.

Sementara itu, harga komoditas emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), menghentikan keuntungan selama tiga hari beruntun. Kurs dolar AS yang menguat menumpulkan daya tariknya dan mendorong logam mundur lebih jauh dari level tertinggi satu bulan yang dicapai di sesi sebelumnya.
 
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh sebanyak USD14 atau 0,77 persen, menjadi ditutup pada USD1.815 per ons. Untuk minggu ini, emas naik tipis sekitar 0,2 persen.
 
Sehari sebelumnya, Kamis, 15 Juli, emas berjangka menguat USD4,0 atau 0,22 persen menjadi USD1.829, setelah melonjak USD15,1 atau 0,83 persen menjadi USD1.825 pada Rabu, 14 Juli, dan terangkat sebanyak USD4,0 atau 0,22 persen menjadi USD1.809,90 pada Selasa, 13 Juli.
 
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya berada di jalur menuju kenaikan mingguan yang kuat, sehingga mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya.
 
Ahli strategi komoditas TD Securities Daniel Ghali mengatakan ketidakmampuan emas untuk mendapatkan keuntungan secara substansial dari imbal hasil riil AS yang lebih lemah menunjukkan bahwa emas tetap rentan terhadap penurunan lebih lanjut.
 
"Meskipun valuasi emas lebih menarik secara relatif terhadap Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS) -sekuritas yang memberikan perlindungan terhadap inflasi- alasan emas diperdagangkan dengan harga diskon adalah karena tidak membawa keuntungan yang sama," tuturnya.
 
Namun, Ghali mengatakan peningkatan permintaan fisik emas, terutama dari konsumen utama Tiongkok, dan pembelian oleh bank-bank sentral dapat membatasi penurunan logam mulia. Awal pekan ini, Ketua Fed Jerome Powell menegaskan kembali bahwa bank sentral AS akan tetap akomodatif, mendorong emas ke level tertinggi satu bulan pada Kamis, 15 Juli.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan